Cari Di sini !

Friday 20 September 2013

Review Sariayu Automatic Eyebrow Pencil

Assalamualaikum,
Hai ketemu lagi! ^^  Siang ini aku mau Review Sariayu Automatic Eyebrow Pencil yang lagi suka-suka nya aku pakai, Sariayu Automatic Eyebrows Pencil. http://cantiknyaqonita.blogspot.com/2013/09/sariayu-automatic-pencil.html

Pensil alis otomatik ini mengingatkan aku dengan beberapa pensil alis matik keluaran Korea, misalnya Etude House Drawing Eyebrow atau pensil alis matik keluaran Lioele. Ya, sebenarnya wajar aja mirip, wong pensil alis matik punya Sariayu ini emang buatan Negeri K-Pop Gingseng sana :D
Review Sariayu Automatic Eyebrow Pencil


Sebenarnya kalau pake hijab, alisku gak kelihatan semua, karena cara pakai hijabku memang sedikit ke arah depan untuk menutupi pipikuw yg cabi, hehe. Tapi, gimana pun juga, nge-bold alis itu salah satu ritual wajib buat mempercantik penampilanku. Walaupun kalau gak pake, ya pede-pede aja (karena emang bukan tipikal alis botak juga).

Yang akan ku review hari ini adalah shade Brown dan Natural Black. Salah satunya aku suka, dan yang lain gak kupakai lagi karena kurang suka warnanya. Nah, warna apakah itu?? Lanjut aja baca reviewnya... :D
Review Sariayu Automatic Eyebrow Pencil
http://cantiknyaqonita.blogspot.com/2013/09/sariayu-automatic-pencil.html


KEMASAN
Kalau dari segi kemasan, ini merupakan kemasan pensil alis lokal terbaik yang pernah aku pakai. Ukurannya sekitar 15 cm. Mengeluarkannya dengan cara diputar. Di sisi yang lain terdapat sikat yang cukup lembut untuk menyisir dan meratakan warna pensil alis.

Review Sariayu Automatic Eyebrow Pencil
  1. Sikat alis.
  2. Berbentuk triangular, aku gak tahu kenapa bentuk seperti ini membuat pemakaian pensil alis terasa lebih mudah dibandingkan pensil yang runcing. 
  3. Total panjang isi pensil. Sekitar 4-5 cm. Gak terlalu panjang.

Review Sariayu Automatic Eyebrow Pencil
SHADE & TEKSTUR
Aku pilih kedua shade untuk ku coba, Brown dan Natural Black. Dalam menggunakan pensil alis, aku memang pakai warna cokelat dan hitam. Gak masalah kan, toh aku berjilbab. Untuk yang tidak berjilbab, warna alis harus disesuaikan dengan warna rambut. 

Gambar di atas merupakan swatch dari pensil alis ini. Aku kurang suka dengan warna cokelatnya (Brown), karena terlihat 'merah' saat dipakai di alisku, aku kurang suka warna pensil alis yg kemerah-merahan, kesannya tidak natural. 
Sebaliknya, warna hitam (natural black) milik pensil alis ini sangat aku suka, karena warnanya bukan hitam pekat seperti warna pensil alis hitam kebanyakan. Warna hitamnya bagus, malah cenderung keabuan. Suka banget. Makanya, yang warna hitam sampai stok satu lagi. :)

Tekstur pensil alis ini keras dan padat, tapi mudah untuk membuat warnanya keluar. Kalau pensil alis Wardah (favorite ku yang lain), teksturnya lebih empuk, warnanya juga gampang keluar. Tapi, untuk warna hitamnya aku tetap menjagokan Sariayu auto pencil ini. Kalau warna cokelat aku vote Wardah.
http://cantiknyaqonita.blogspot.com/2013/09/sariayu-automatic-pencil.html


Review Sariayu Automatic Eyebrow Pencil
Cara pakai versiku (in Natural Black)
    CARA PAKAI KU
    1. Pertama, alisnya ku sikat dengan eyebrow brush bawaan Sariayu ini.
    2. Kemudian, aku bingkai pinggiran atas dan bawah alisku
    3. Setelah itu, isi kekosongan alisnya, dan bikin buntut yang runcing (walapun buntut alis ini sering tidak terlihat karena pemakaian hijab-ku ). Tapi, meski gak terlihat, kayaknya ada kepuasan sendiri ngeliat buntut alis yg runcing, :D
    4. Terakhir, ku sikat lagi untuk meratakan warna pensil alisnya. Done.
    Untuk bentuk alis, aku lebih suka yang straight gini. Kenapa? Ya, karena bentuk alis alamiku memang lurus, hehehe. http://cantiknyaqonita.blogspot.com/2013/09/sariayu-automatic-pencil.html

    Kesimpulannya: AKU SUKA BANGET, terutama warna Natural Black. Aku pasti akan beli lagi.

    Wassalam,
    Love, Momzhak
    http://cantiknyaqonita.blogspot.com/2013/09/sariayu-automatic-pencil.html

    Thursday 12 September 2013

    Review e.l.f Cosmetics Baked Blush (Peachy Cheeky)

    e.l.f CosmeticsAssalamualaikum, Hari ini aku mau review salah satu produk kosmetik vegan yang super murah meriah. Tahu eye.lips.face Cosmetics kan? Brand yang lebih dikenal dengan nama e.l.f, merupakan brand kosmetik Amrik strata low end dengan kualitas yang lumayan.

    Range harganya 1-6 USD per satuan, kalau yang berbentuk set, macem-macem harganya. Yang bikin aku suka, e.l.f merupakan salah satu kosmetik yang ramah hewan, dan seluruh produknya bebas unsur hewani.
    e.l.f Cosmetics


    Blusher ini merupakan salah satu wishlist-ku. Awal pertama coba, aku cukup kecewa, karena warnanya gak keluar, yang stand-out cuma shimmernya aja. Padahal dari review di beberapa blog, warna blush ini cukup pigmented. Saking sheer warnanya, akhirnya baked blush ini sempat kupakai sebagai highlight saja. Dan sempet gak mood juga untuk bikin tulisan tentang baked blush ini. 

    Nah, kemarin aku coba colek dia lagi sebagai highlight, tapi tiba-tiba aku mikir, kok peach amat warnanya, biasanya gak begini (cuma shimmernya aja yg nongol). Ternyata, semakin blush ini dicolek/diusap/disweep (?), warnanya emang makin terlihat. Setelah aku coba di pipi, yey, akhirnya bisa juga dipakai blush-on! ^^

    KEMASAN
    Apa ada yang bilang kemasan blush ini bagus? Menurut aku jelek dan terkesan murahan (ya memang murah sih, hehe). Karena memang murah, yasudah berarti gak usah protes. Dimaklumi, ya.

    SHADE
    Aku pilih warna peachy cheeky, karena warnanya mirip sama blush-on kesukaanku. Bedanya, blusher yang aku suka itu minus shimmer, jadi glowing face nya emang gak dapet.  Kalau baked blush ini ada banget shimmernya.

    Btw, salah satu keunikan baked blush ada pada 'marble pattern'-nya. Itu lho, pola guratan yang mirip urat-urat, hehe. Yang beruntung akan mendapatkan pola yang bagus dan kompleks. Sayangnya, pola yang aku punya kurang bagus menurutku.

    Gambar di atas merupakan swatch dari baked blush ini. Page teratas saat dioles, page yg bawah setelah diblend. Di kulitku yang kuning langsat, blush ini berwarna peach dengan sedikit sentuhan warna pink, plus gold-shimmer yang sangat halus.

    Karena shimmernya halus banget, baked blush ini gak membuat pori-pori besarku semakin terlihat. Jadi bisa dipakai siang hari, tapi tentunya dengan aplikasi yang tipis menggunakan flat top brush (Anw, untuk blusher, kalau aku lebih suka pakai flat top brush yg lebar dari pada kuas blush on khusus).

    TEKSTUR
    Tekstur blush ini keras tidak membubuk, jadi tidak akan ada debu blush berterbangan dalam aplikasinya. Untuk staying power, jujur aja aku gak pernah perhatian sama ketahanan blusher yang ku pakai. Kalau lagi pergi dan ada kesempatan ke restroom, ya otomatis aku touch-up. 

    PIGMENTASI
    Untuk pigmentasinya lumayan, seperti yang udah ku ceritakan tadi. Awalnya memang sama sekali gak pigmented. Sekarang, cukup 3 sweep warnanya udah bagus.

    FEATURE & INGREDIENTS

    Gambar di atas adalah beberapa fitur yang ditawarkan produk ini. Yah, sebenarnya aku tidak terlalu peduli dengan adanya Jojoba, Rose, Sunflower, dll. Tapi blush ini memang bisa menghasilkan kesan healthy glowy pada wajah. Dan karena shimmernya yg halus, jadinya gak keliatan bling-bling banget. Yah, pokoknya aku suka deh :D

    SWATCH ON MY FACE

    Nah, ini penampakan langsung di wajahku. Aku aplikasikan di kedua apple cheek dan nose bridge-ku dengan menggunakan top flat brush.  Aku suka banget hasil glowynya (plus suka harganya yang murah ^^).

    Dan yang penting shimmernya gak terlalu membuat pori-pori besarku semakin jelas. Untuk mereka yang berpori-pori besar (apalagi lagi komedo, bruntus dll), produk makeup bershimmer akan memperjelas kekurangan tersebut. So, berhati-hati saja, ya.
    http://cantiknyaqonita.blogspot.com/2013/09/elf-cosmetics-baked-blush-peachy-cheeky.html

    Oiya, untuk Score, aku kasih 3.5/5

    APAKAH PRODUK INI HALAL?
    Kalau bersertifikasi halal, tentunya tidak. Tapi semua produk e.l.f Cosmetics adalah Vegan product yang pastinya tidak ada unsur hewan yang dilibatkan dalam produksinya. Jadi, elf Cosmetics bisa menjadi pilihan alternatif kosmetik yang sudah berlabel halal.
    http://cantiknyaqonita.blogspot.com/2013/09/elf-cosmetics-baked-blush-peachy-cheeky.html
    Wassalam, Love, Momzhak.

    Monday 2 September 2013

    Benarkah JILBAB Biang Kerok Kerontokan Rambut?

    Benarkah JILBAB Biang Kerok Kerontokan Rambut? - Assalamulaikum qonitas. Hai, ketemu lagi. Tadinya, tulisan ini nyambung sama pos sebelumnya perawatan rambut rutin. Tapi karena kayaknya terlalu panjang, kubagi dua aja deh. Jadi labil gini, ya? Hehe.

    Dibawah ini, pertanyaan yang paling sering diajukan mengenai problem rambut. Rata2 yang nanya berjilbab, tapi ada juga yang enggak. Kebanyakan memang tentang rambut rontok dan ketombe. Ada juga yg curhat masalah psoriasis-nya, tapi gak akan ku bahas lebih dalam, karena emang cuma satu orang yg tanya.

    So, jadi sekarang aku mau coba ya menjelaskan masalah kerontokan rambut dan korelasinya dengan kepala yang tertutup (berjilbab, wig, topi, dll)

    RAMBUT RONTOK


    Banyak yang nanya sama aku gini, "Rambutnya kalau berhijab rontok ga?"
    Alhamdulillah, aku gak pernah punya masalah serius dengan rambut rontok. Seumur hidup, rambutku rontok parah hanya saat setelah melahirkan dan berangsur-angsur membaik tanpa perawatan ekstra.

    Kalau ditanya kok bisa rambutnya gak rontokan, aku juga gak kurang paham. Apa mungkin karena bertahun-tahun pakai shampoo non-sulfat, jadi rambutku jarang rontok berlebih dari akar? Atau karena udah saking lamanya rambut ini ditutup, jadi terbiasa? *yekalee. .

    Kalau rontok saat di sisir? Ada, paling satu-dua. Sehari mungkn tidak lebih dari 20 helai.

    Normalnya, rambut hanya boleh rontok sebanyak 80-100 helai dalam sehari. Boong tuh, iklan yang bilang kalau rambut rontok saat disisir itu tidak normal. Gimana pun juga yang namanya rambut punya siklus hidup, kalau memang saatnya mati, ya gugur (meski dirawat seperfect apapun!) Yang gak normal, kalau rontok berlebih, sampai-sampai kita ngerasa kalau rambut semakin tipis dan garis jalur rambut kita semakin melebar. Apa tuh, garis jalur rambut? Coba lihat gambar di bawah ini:

    Siklus satu batang rambut kita itu 4-5 tahunan, ada juga yang bilang 2-6 tahunan (yah, ambil tengahnya deh, 5 tahun). Maksudnya, secara normal satu helai rambut kita bisa bertahan di akarnya sampai sekitar tahun ke-5, setelah itu rontok dan tumbuh rambut baru. Dan pertumbuhan terbagi 3 fase: anagen, katagen, telogen.

    Gak semua rambut serentak mengalami satu fase, lho. Beda-beda fasenya, makanya rambut itu ada yang tumbuh, ada yang gugur. Lengkapnya, lihat gambar di atas deh. Intinya, kalau lihat rambut kita rontok, jangan parno dulu selama gak berlebihan.

    Pakai Jilbab = Rambut Rontok?

    Ngomongin masalah rambut rontok, sebenarnya  rambut rontok itu bisa di derita siapa saja, tidak selalu identik dengan rambut yang berhijab. Aku malah menganggap itu mitos, karena rambutku yang udah sekian lama tertutup hijab mematahkan pernyataan tersebut.

    Banyak ahli kerontokan rambut di luar sana menyatakan, bahwa wig/topi/helm/sejenisnya (seperti hijab) bukanlah penyebab kerontokan rambut. Apa yg menjadi anggapan banyak orang selama ini memang cuma mitos, bahkan meski rambut kita tertutup selama 24 jam lamanya. Jadi, rambut yang tertutup bukan biang kerok kerontokan.

    Fakta lapangan, jutaan mereka yang tidak berhijab, menderita kerontokan rambut yang parah. Contoh nyata, ya adikku. Sebelum dia pakai hijab, orangnya emang udah rempong sama urusan rambut rontok. Mungkin itu lah yang membuat dia menunda berhijab, karena khawatir rambutnya semakin rontok. Padahal, secara teori, hampir gak ada korelasinya antara berhijab = rambut rontok. Sebab, kekuatan akar rambut lebih sering dikaitkan dengan:
    1. Kondisi hormon yang seimbang. Kalau hormon kalian sedang kacau akar rambut biasanya melemah. Misalnya pasca melahirkan, menyusui, KB hormonal, stress dan PCOS (gugel sendiri deh)
    2. Nutrisi yang cukup. Diet ketat itu bisa menyebabkan kerontokan, ya. Atau kita tetap tetap makan, tapi nutrisinya tidak seimbang, terutama kekurangan zat2 pembangun seperti Protein. Kekurangan mineral seperti zat besi bisa memicu kerontokan rambut juga. 
    3. Kandungan kimia yang ada di dalam shampo (Sulfat, pengawet, dll)
    4. Kondisi kesehatan umum. Demam tinggi, penyakit tiroid, bisa membuat rambut berguguran juga.
    So hijabers yg rontok rambut, percayalah, yang tidak berhijab pun buanyak yang rambutnya rontok. Jadi, sebelum mengambing-hitamkan jilbab kalian, cek beberapa kemungkinan di atas tadi.

    2.KETOMBE

    Kalau ada yang bertanya apakah aku berketombe? Terkadang, biasanya kalau >3 hari belum cuci rambut *hoek. Tapi tidak parah sampai berjatuhan ketombe seperti salju atau sampai butuh sampo antiketombe. Kalau aku rutin keramas, gatal dan ketombe bubar sendiri tanpa disuruh :P

    Nah, kalau ketombe, memang banyak diderita dengan orang dengan tingkat kelembaban kepala yang tinggi, terutama mereka yang kepalanya tertutup seperti yg berhijab, berhelm, bertopi, ataupun mereka yang berkerja di ruangan yang pengap/kurang sirkulasi (misalnya yang berkerja seharian di dapur). Biasanya, ketombe itu disebabkan oleh JAMUR atau ragi dari si jamur. Nah, yang namanya jamur bakalan tumbuh subur kalau tingkat kelembabannya tinggi atau saat kondisi umum seseorang sedang turun. Selain itu ketombe bisa dicetuskan oleh kondisi seperti di bawah ini:
    1. Kulit kepala berminyak. Orang yang kulit kepalanya berminyak, tingkat kelembaban rambutnya cenderung lebih tinggi, sehingga bisa mengundang jamur dan ragi tumbuh subur.
    2. Kulit kepala kering. Kulit kepala yang terlalu kering akan menyebabkan gatal dan sel-sel kulit mati mengelupas. Sel kulit yang mengelupas inilah kadang bisa juga disebut ketombe.
    3. Kondisi kesehatan kulit. Kalian yang eczema prone atau yang memiliki psoriasis, memang cenderung menderita ketombe. So, kenali alergen yang membuat eksim dan psroriasis-mu kambuh. 
    4. Produk perawatan rambut yang tidak cocok.
    5. Kurang nutrisi tertentu. Sperti Zinc dan vitamin B kompleks yang berperan dalam kesehatan kulit.
    Buat yang ketombenya bandel, bisa pakai shampoo yang mengandung Z.Pt atau Selenium. Kalau udah parah banget, mending ke dokter kulit aja, biasanya dikasih shampo yang ada ketoconazole-nya. Dan kalau ke dokter, bisa ditelisik lebih lanjut, apakah itu ketombe atau salau satu gejala psoriasis. Banyak, lho orang yang gak ngeh dia itu punya psoriasis, tahunya cuma sering berketombe di kepala. Setelah diperiksa, ternyata bukan ketombe biasa. 

    *****
    BONUS: TIPS KHUSUS HIJABER

    Btw, 'hijaber' disini jangan kalian bayangin kaya yang di hijaber community semua ya, haha. Ini berlaku siapa saja yang mengekerudungi rambutnya, tanpa melihat cara yang dianut (instan, lilit, lebar, cadaran, simple, heboh, apalah..).

    Hijabers, yuk dirawat rambutnya baik-baik. Jangan mentang-mentang tertutup, jadi ogah dan gak peduli sama rambutnya. Kalau rambut kita bersih dan terawat (apalagi wangi), pasti ada aura kecantikan EXTRA yang terpancar dari wajah kalian yang terbungkus hijab.

    Sekarang aku mau kasih beberapa tips untuk para hijabers, yuk disimak:
    • Keramas sesuai kebutuhan. Seperti yang pernah kutulis di pos tentang Hair Care [click], frekuensi keramas itu bisa beda-beda tiap orang tergantung kondisi. Tapi, kalau udah saatnya keramas, jangan ditunda. Jujur, kalau liburan aku emang males keramas. Sering nunggu lepek dulu, baru cuci, haha, *huek (sebenenarnya aku beneran mual liat rambut lepek, euh). Tapi, gitu2 aku paling ANTI pakai kerudung saat rambut dalam kondisi lepek dan bau. Gak deh, meski pakai kerudung bersih, pakai parfum, yang namanya rambut kotor nan bau gak bisa disembunyikan. Pernah gak sih kalian ketemu hijabers yang aroma tak sedap dari rambutnya tercium? Sebaliknya, kalau rambut bersih sama wangi, ditutup kerudung pun akan tercium wanginya. Kok tahu? Soalnya, suamiku sering bilang kepalaku wangi. Padahal aku lagi pake kerudung waktu itu. Asiiiikkk...
    • Jangan pakai jilbab disaat rambut setengah kering, apalagi masih basah. Bisa lembab banget! Mengundang ketombe, ya!
    • Sepulang beraktifitas, langsung lepas hijab dan lepaskan ikatan rambutnya. Kalau aku punya kebiasaan, setelah melepas jilbab, rambut langsung kusisir terbalik (sisirnya dari arah belakang-ke depan, kepala nunduk), biar mengembang. Kemudian biarkan tergerai, 
    • Saat lepas hijab, rambut jangan terlalu sering diikat. Kalau mau diikat, pakai butterfly clip aja (itu lho, jepitan rambut yang kayak kupu-kupu gitu). Jepitan jenis itu gak terlalu ngasih pressure ke rambut kita, dibandingkat ikat rambut biasa.
    • Ganti inner/dalaman kerudung 2 hari sekali! Masalah inner itu sering disepelekan. Ganti ya dalemannya 2 hari sekali (kalau alktifitasnya padat, kulit kepala sering berkeringat atau berminyak banget, harus setiap hari ganti). Kalau gak sempet, sejorok-joroknya 3 hari sekali deh! Aku tekankan ini karena  masih sering nemu hijabers yang kurang sadar kebersihan kepala, hiks. Emang semahal apa sih  inner? Yang 15 rebuan juga ada. Kalau emang cuma bisa beli 2-3 inner, asalkan rajin dicuci pun bisa selalu pakai inner yg bersih setiap harinya. Lebih miris, kalau punya banyak hijab yang bagus-bagus, tapi inner cuma punya 2-3 biji, ganti 3 hari sekali, bahkan sampe seminggu gak ganti-ganti. Kalau begitu, mau keramas serajin apapun tetep aja gak bisa ngusir kuman dan jamur di inner yg kotor. Percaya gak percaya, ada aja deh penomena jorse begitu di sekeliling kita.
    • Cuci mukena 5-7 hari sekali. Jangan nunggu haid, baru cuci. So, milikilah mukena minimal 2 pasang. Karena, bagian yang paling cepat kotor dari mukena adalah bagian kepala. Setuju??? 
    Wa Allahu Alam.
    Love, Momzhak

    Hair Care | Sharing Perawatan Rambut Rutin (Plus Short Reviews)

    Assalamualaikum Qonitas. Tadinya, aku mau kasih judul ' Perawatan Rambut Berhijab '. Tapi, dipikir-pikir enaknya sharing haircare routine ku aja kali ya? Lagian, perawatan rambut yang berhijab sama yang enggak, rata-rata sama aja, kok. Kalau dibilang lebih ribed-enggaknya, itu relatif menurutku. Plus beberapa short review, ya..

    Dan, sebelum masuk ke Sharing Perawatan Rambut Rutin tentang hair care-ku dan yang lainnya, aku mau cerita seputar karakter rambut ku dan masalah rambut yang paling sering aku alami. Kali aja, ada blogwalkers  yg senasib sepenanggungan, hehe.

    Karakter & Kondisi Rambut
    • Tipe kulit kepalaku normal to oily. Menyesuaikan dengan kulit wajahku yang tipe berminyak. Biasanya, jenis kulit kepala itu emang gak jauh berbeda dengan tipe kulit wajah.
    • Tekstur rambutku ini gak lurus, gak keriting juga. Bergelombang mungkin, ya? Kata mamaku, tipe rambut anak-anaknya 'ikal mayang', pernah denger istilah itu ga? Aku juga baru denger dari mamaku aja, hehe. Tapi gelombangnya cuma keliatan kalau rambutnya panjang. Kalau pendek sih seakan-akan kayak rambut lurus biasa. Ada yg punya jenis rambut macam ini? 
    • Warna hitam pekat. Aku suka berambut hitam, sampai sekarang belum terpikir untuk hair-coloring. Rambut hitam membuat wajah kelihatan lebih bright, IMO ^^
    • Aku jarang berambut panjang, biasanya pendek bawah telinga s.d bahu. Kenapa? Lanjut aja deh bacanya, :P
    • Kondisi rambutku ini masih terbilang 'virgin', belum diperawani oleh berbagai macam alat-alat rambut berat dan unsur kimiawi yang keras, alias belum pernah hair-coloring, hi-lite, smoothing, catok, dll. Cuma hairdryer-blow aja
    • Dan terakhir, rambutku berhijab  sejak kelas 1 SMP, cerita lengkap [click] di sini. Dan sehari-hari rambutku biasanya tertutup selama kurang lebih 10 jam

    Masalah Rambut
    Apa ya, kayaknya gak pernah ada masalah besar. Kalaupun bermasalah, itu temporer aja. Paling cuma susah panjang, meski dipakein ini-itu. Kata mamaku, dari kecil rambut aku ini emang bandel, udah dikasih macem-macem biar panjang, tapi lama banget panjangnya. Setahun pelihara rambut, gak sampe 10cm pertumbuhannya, sedangkan adik-adikku udah mulai potong rambut lagi karena udah terlalu panjang.  Akar rambutku emang termasuk kuat sih, jarang rontok, tapi susah mau dipanjangin. Inilah alasanku kenapa jarang berambut panjang. Karena panjangnya selalu nanggung segitu-gitu aja akibat lama tumbuh, ujung-ujungnya bosen dan potong. Ada yang gini gak sih??  T_T

    Eh, dulu pernah waktu SD rambut jadi kutuan, arrgh. Gara-gara kemping pramuka 3 malam, tidur berdesakan dengan teman-teman lain. Entah siapa yg menularkan gerombolan Pediculus humanus capitis ke kepalaku, hiks. Tapi akhirnya ilang juga setelah pake anti-kutu, ditambah dicariin terus si telor-telor kutunya sama si Bibik tiap pulang sekolah. Aku jadi kesel sendiri waktu tahu rambut kutuan, soalnya kucing-kucingku aja gak ada yg berkutu, eh akunya malah kutuan. Haha. Yasudah. Anw, nulis pengalaman berkutu jadi kebawa sugesti sendiri, jadi gatel kayak ada yang jalan-jalan di atas kepala... *garuk2

    Oiya, rambutku emang cepet lepek karena kulit kepala kan normal-oily, tapi bisa hilang dengan keramas rutin. Gatal di kulit kepala juga suka, tapi itu karena lagi jorok alias males keramas, lol. Misalnya, kalau lagi libur panjang, aku paling males keramas, hihi. Tapi di luar holiday, aku paling strict ngurus rambut. Intinya, kalau dirawat baik-baik, kayaknya gak ada problem apa-apa.

    *****

    KERAMAS
     

    Frekuensi
    Frekuensi mencuci rambut itu relatif, hampir gak ada batasan harus berapa hari sekali. Semua tergantung jenis kulit kepala dan aktifitas masing-masibf orang. Jadi harus dilihat case per case. Misalnya aku, aktifitas memang tidak terlalu sering berkeringat namun jenis kulit kepala normal-oily, jadi frekuensi keramasnya bisa 2 hari sekali. Atau setiap hari, kalau sedang banyak berkeringat dan saat frekuensi pengeluaran sebum kepala lagi banyak-banyaknya (misalnya pas udah mau deket-deket haid). Sejorok-joroknya 3 hari sekali, itupun rasanya udah gak keru-keruan.

    Untuk mereka yang kulit kepala berminyak (apalagi ketombean) dan aktifitas sehari-hari lebih banyak di outdoor, terpapar polusi dan debu ditambah banyak berkeringat, bisa dipertimbangkan untuk berkeramas lebih sering. Tapi, orang yang tipe kulit kepala normal, mungkin bisa saja 5-7 hari sekali baru keramas. Jadi inget, dulu punya temen sekosan, udah seminggu lebih gak keramas tapi kulit kepalanya tetep bersih dan gak lepek, kalau sering keramas malah jadi kering, sehari-hari hanya mengandalkan hair mist aja untuk meminimalisir bau matahari.

    Samponya Apa?
    Sampo yang kupakai Natur dan The Bodyshop Rainforest (Volume). Pake selang-seling pake atau sesuka-suka hati lagi mau pake yg mana, feel free lah. Tapi sampo Rainforest lebih boros, sebulan setengah udah habis, Tapi sangat sepadan dengan harganya. Sekarang aku lebih suka Rainforest, karena membuat rambut lebih halus dan wanginya enak. Kalau Natur aku suka karena harganya murah. Oh, aku juga lagi suka pake Pigeon Shampoo, nyoba punya my baby boy yang kulitnya super sensitif (eczema-prone). Itu sampo bayi yang sulfate-free & silicone-free yang paling mudah ditemukan (akhirnyaa...^^). Gara-garanya, shampo Chicco yang biasa dede pake hampir habis, saat itu rencananya mau beli ke dept. store (gak ada di supermarket). Kebetulan waktu itu aku ke karfur dulu, untuk cari Baby Wash Pigeon (yang biasa aku pakai buat mandi. Iya, aku yg pake! :P *yang dulu ikutin blog lamaku pasti pernah baca pos tentang sabun mandi, haha.), trus gak sengaja lihat Pigeon Shampoo, eh ternyata free silicon dan sulfate. Asiik. Dulu, sempet tuh dibeliin Mothercare sama temenku, katanya bagus buat anak yg kecenderungan alergi. Eh, pas kulihat ingredientnya, masih mengandung sulfate. Gak deh.


    SHORT REVIEW | NATUR PENCUCI RAMBUT ALOE VERA

    1. Dari kemasannya aku kurang suka, karena terlalu kecil, jadinya gampang nyampah. Ada sih yang ukuran guedeee, tapi aku gak pernah nemu yang varian Aloe Vera, adanya yang Gingseng. Aku suka aroma yang sekarang, lebih wangi (ada pewangi alami green tea), dulu bau jamunya amit2 deh karena memang tidak ditambah pewangi sintetis. Karena bebas sulfat, jadi busanya gak terlalu banyak. It's OK laa... bisa diulang 2 kali. Buat yang gak biasa pake sampo Natur (dan sampo non silikon lain), pasti berasa kesaaaat banget, ada sensasi 'sapu ijuk' di rambut. Itu biasa, tapi bukan kering lho...

    2. Teksturnya kental, dan ada peringatan di setiap kemasannya, kalau produk ini gak boleh kemasukan air karena bisa merusak kualitasnya. Unik juga... :)

    3. Sekarang udah halal, tapi aku pake ini sebelum ada label halalnya, sayang dulu variannya belum sebanyak sekarang (cuma ada varian gingseng). Sekarang ada varian urang-aring, aloe vera, olive, moringa, bahkan tea tree oil! ^^

    Meski pakai Natur udah bertahun-tahun lamanya, aku rutin pakai shampo bebas-sulfat dan bebas-silikon baru kira-kira setahun lamanya. Dulu, aku pakai Natur selang-seling sama syampo merek X (yang sulfat dan silikonnya banyak). Karena saat itu, aku merasa merek X membuat rabutku lebih halus, bouncy, dan berkilau. Tapi, akhirnya aku sadar, X  membuat rambutku halus tapi sekaligus membuat rambutku mudah sekali lepek dan berminyak dan ujung-ujubfnya malah terlihat 'kempis'.

    SHORT REVIEW | THE BODY SHOP RAINFOREST SHAMPOO (VOLUME)

    1. Ini sampo favoritku sekarang, gapapa deh harganya lebih mahal, tapi syuka banget. Untuk varian Volume, aku udah habis 2 botol, ini yg ketiga. Sebelumnya pakai Balance, tapi bikin kering kulit kepalaku (padahal kulit kepalaku berminyak lho, mungkin karena kandungan alkoholnya??).

    2. Four Free System: Bebas sulfat (dia pakai surfaktan yang berasal dari kelapa/sama kaya Natur), Bebas Silikon (untuk pelembut/anti kusutnya, sampo ini menambahkan aneka minyak tumbuh2an, makanya lebih mahal. Kalau kalian punya shampo mahal ada silikonnya, buang aja... silikon itu sebenarnya murah meriah kok, hehe), Bebas Paraben (aku sebenarnya punya pendapat yang rada2 gak mainstream dengan paraben yang katanya menakutkan. Padahal ada lho pengawet yang harus betul2 dijauhi dibandingkan paraben, hehe), dan Bebas Pewarna.

    3. Teksturnya sangattt cair, lagi2 busanya sedikit karena bebas sulfat. Tapi, shampo ini lebih lembut dari Natur, karena memang mengandung aneka minyak. Dan aromanya enak banget.

    Aku pernah uji coba langsung di rambutku. Pertama, aku hanya pakai shampo X saja selama 2 mingguan, hasilnya frekuaesi keramasku jauh lebih sering karena kulit kepalaku cepat berminyak dan rambut cepat sekali lepek. Tapi saat menggunakan Natur saja, kulit kepala bisa terasa segar lebih lama, aku bisa keramas 2 hari sekali, tanpa lepek, dan rambut mengembang lebih bagus. Begitupula pengalamanku menggunakan shampo bebas sulfat dan silikon lainnya.

    Aku merasa tertipu dengan shampo bersilikon. Rasanya, kilau, rasa halus dan rambut yg bervolume indah seperti fantasi saja, karena tidak lama kemudian, rambut akan menjadi lebih buruk. Itu di rambutku, mungkin rambut tipe lain lebih bisa berteman dengan silikon. Konon, tipe rambut yang kering dan rusak cocok pakai shampo bersilikon, karena silikon berfungsi sebagai pelindung di bagian-bagian rambut yang rusak itu. 

    Kenapa Bebas Sulfat dan Silikon?
    Sebenarnya, tidak semua produk rambut bersilikon itu jelek kok. Boleh-boleh aja pakai, asal jangan berlebihan. Dan  untuk mereka yang rambutnya cenderung kering dan rusak, produk perawatan rambut bersilikon justru bisa mencegah kerusakan lebih parah dan bisa menyimpan kelembapan lebih lama.

    Tapi, kalau ingin KULIT KEPALA lebih sehat sebaiknya mengurangi shampo bersilikon. Karena menurut banyak spekulasi, lapisan silikon di kulit kepala bisa menghambat nurtisi yg harusnya diserap kulit kepala dan akar rambut (bukan rambutnya). Kerugiannya memang lebih kepada kulit kepala, sih. Tapi untuk batang rambutnya sendiri, konon bisa menghalangi zat warna yang masuk saat melakukan hair-coloring.

    Berbeda dengan sulfate, lebih baik dihindari deh, terutama sodium lauryl sulfate. Apalagi buat yang kulit kepalanya kering, sensitif dan kecenderungan alergi. Dan menurut beberapa studi, sulfat dikatakan sebagai salah satu biang kerok kerontokan rambut, karena mereka berkontribusi terhadap rusaknya folikel (akar) rambut. Itu katanya, tapi di sini aku cukup berbicara pengalamanku mengenai shampo bersulfat dan bersilikon.

    "Pakai Sampo Bebas Silikon dan Sulfat GAK ENAK!"
    Oiya, dari beberapa cerita yang kudengar, mereka yang baru memulai  menggunakan syampo bebas silikon, biasanya rambut  akan terasa 'kering', kusut, awut-awuan, ketombe, dan segala first impression yg gak banget deh. Tapi akan terasa 'normal' setelah pemakaian sampai kurang lebih satu bulan. Menurutku, kesan buruk itu wajar kok. Karena selama ini sudah dimanjakan oleh shampo-shampo bersilikon yang memberikan 'kesan' lembut dan bercahaya. Kalau ada yang ngeluh jadi ketombean, konon ketombe itu sebenarnya hasil build up silikon yang sudah menumpuk tebal di kulit kepala. Aku gak tahu masalah ketombe yang katanya hasil build up silicone yang kronis itu bener apa enggak, tapi banyak orang-orang yang mengalami itu pada awal mulanya, katanya itu semacam detox terhadap silikon.Wow, masa?

    Kalau yang baru memulai menggunakan shampo bebas sulfat, biasanya akan terasa kurang bersih karena busa yang dihasilkan syampo bebas sulfat memang tidak banyak. Tapi itu cuma perasaan aja. Kayak pake syampo homemade tradisional merang (ada yg pernah bikin?), gak berbusa, tapi rambut tetap bersih dan kesat.

    Lalu, bagaimana kesan-kesanku saat pertama kali menggunakan shampo bebas sulfat-silikon? Aku lupa. Soalnya pakai Natur udah lama banget. Udah gak inget gimana masa-masa adaptasinya. Dulu sih pake-pake aja, karena dibeliin si Mama. Aku juga lupa, sebelum Natur aku pakai shampo apaan. Tapi, karena aku pernah pakai selang-seling sama Shampo X tadi, jadi bisa deh sedikit membandingkan untung ruginya pakai jenis 2 shampo yang berbeda. Yah, seperti yang udah aku ceritain tadi.

    KONDISIONER
    Pakai kondisioner setelah bersyampo kayaknya udah wajib deh buat aku. Mungkin karena udah ritual, jadi kalau gak pake ada yang kurang. Apalagi sampo Natur kurang lembut (meski gak bikin rambut kering), jadi buat pelembutnya harus pake kondisioner lagi.

    Yang Dipakai?
    Aku pakai kondisioner dari Natur juga, varian urang-aring. Salah satu kondisioner lokal silicone-free favoritku. Suka banget sama produk Natur, dari sampo sampe kondi, cocok semua di kepalaku... :)

    SHORT REVIEW NATUR CONDITIONER URANG ARING
    SHORT REVIEW | NATUR CONDITIONER URANG ARING
    1. Pakai varian urang-aring biar rambut tambah item ^^ Aku suka banget sama cewek yang rambutnya hitam legam, apalagi panjang.
    2. Teksturnya thick sekali, tapi gak lengket/bikin lepek dan gak selicin kondisioner lain (mungkin karena bebas silikon). Aromanya biasa saja, ada sedikit bau green tea yang tidak terlalu menyengat.
    2. Cinta deh sama produk halal, apalagi kalau udah cocok banget kayak ini. Cupppppssss....
      
    Cara Pakai
    Untuk kondisioner, aku pakai tanpa mengenai kulit kepala. Didiamkan sesaat, baru bilas sampai bersih.

    TONIK
    Hmm, ini sebenarnya gak masuk rutinitas perawatan rambutku, karena aku terbilang jarang menggunakan tonik. Karena kulit kepalaku cukup sensitif dengan produk rambut beralkohol. Reaksi di kulit kepalaku biasanya kering dan guattal. Apalagi tonik rambut biasanya berkadar alkohol tinggi.

    Tonik yang kupakai?


    SHORT REVIEW NATUR TONIK RAMBUT ALOE VERA
    SHORT REVIEW | NATUR TONIK RAMBUT ALOE VERA
    1. Lidah buaya memang bermanfaat untuk menyuburkan rambut. Pakai ini, aku gak ngerasa rambutku tambah panjang, tapi anak2 rambut/rambut baru ku mulai bermunculan. Aroma jamunya tetap tercium, meski sudah diberi pewangi alami greentea, no problem, aku suka aromanya :)
    2. Aku paling suka hair tonik yang bibir botolnya meruncing, jadi bisa langsung kena kulit kepala, gak meleber2 dulu ke batang rambut. Sigh.
    3. Halal, alhamdulillah... :)

    Gak banyak dan dari sekian banyak tonik yang kucoba, gak banyak juga yang cocok. Paling cocok sejauh ini, Natur hair tonic. Aku gak tahu berapa kadar alkohol yang terkandung, atau malah tidak mengandung alkohol? Karena memang tidak dicantumkan komposisi lengkapnya. Kalau dicium sekilas sih tidak tercium aroma alkohol yang menusuk, mungkin ada dalam jumlah kecil atau malah tidak ada (aku harus tanya langsung kayaknya). Tapi sejauh ini, cuma tonik ini yang gak bikin kulit kepalaku kering dan gatal.

    SHORT REVIEW SARIAYU TONIK RAMBUT MAYANG SARI
    SHORT REVIEW | SARIAYU TONIK RAMBUT MAYANG SARI
    1. Nama tonik rambut ini mengingatkan kita kepada 'seseorang', mahaha... Meski ada alkohol dan ada ekstrak cabenya, tonik ini gak membuat kulit kepala ku teriritasi. Warnanya hijau lumut butek dan aroma jamunya lumayan tajam. Tapi bau2 ini malah sangat ku suka, karena mengingatkan masa kecilku (saat rambutku masih dirawat Mama dengan aneka jamu2an, yang dulu sempat ku benci.... :') )
    2. Ew, paling gak suka tonik rambut yang bibir botolnya datar...
    3. Halal juga... :)

    Aku juga pakai Sariayu Mayangsari Tonik Rambut. Ini ada alkoholnya juga (plus ekstrak cabe!), tapi anehnya cocok gak bikin kering & gatal (cabe gitu!!). Aku jadi penasaran, mau nyoba produk rambut sariayu yang lain seperti Cemceman-nya... :) Kalau shamponya enggak deh, SLS nya itu lho.... :'(

    Ngomong-ngomong, dulu aku pernah ngalamin kejadian buruk sama tonik rambut. Tepatnya,  tonik rambut Johnny Andrean. Itu pertama kalinya pakai toner rambut (jaman SMA) dan masih belum tahu kalau kulit kepalaku sensitif alkohol. Awal pake kok ada grenyem-grenyem di kulit kepala, gatel dikit. Besoknya kepalaku rasanya kering dan bawaan mau garuk-garuk aja. Gak lama, timbul bentol kecil di beberapa spot kulit kepala. Breakout. Gara-gara itu sempet kapok tuh pake hair-tonic manapun. Ternyata aku sensitif sama produk tersebut, karena kadar alkohol denatnya sangat tinggi, alkoholnya ada di urutan pertama dalam komposisinya *tepokjidat


    SERUM/vitamin/essence/apalah...
    Aku RUTIN pakai serum rambut baru akhir-akhir ini aja. Soalnya, dulu-dulu pakai serum rambut gak ada tuh yang hasilnya WUAAAHH. Ya, biasa aja gitu feelnya, pakai gak pake ya gak ada bedanya. Walaupun katanya, pakai serum rambut itu seperti investasi buat rambut kita. Memang gak langsung kelihatan hasilnya, tapi dipercaya akan membuat rambut kita jauh lebih sehat nantinya. Tapi, tujuanku menggunakan serum rambut, sebenarnya lebih kepada proteksi, terutama saat sebelum melakukan hairdrying.

    Serum yang Dipakai?

    SHORT REVIEW THE BODY SHOP GRAPESEED GLOSSING SERUM
    SHORT REVIEW | THE BODY SHOP GRAPESEED GLOSSING SERUM
    Serum ini lebih cocok digunakan untuk mereka yang memiliki rambut kering dan rusak, tapi gak masalah kalau rambutnya baik2 saja, gak akan tambah berminyak ataupun lepek kok. Bentuknya pump, dan teksturnya seperti minyak pada umumnya.
    Yang kusuka: hasilnya rambut menjadi ringaaan sekali, wanginya enaaaakkk, gak lengket, dan gak bikin rambut  lepek
    Yang kurang kusuka: Mengandung satu jenis silikon, so produk ini tidak akan kupakai di kulit kepala.

    Tadinya aku pakai aneka merek. Pakai Ellips, Loreal, Makarizo, sama Sunsilk. Gak ada satupun dari mereka yang sampai habis ku pakai. Trus, pas lagi jalan-jalan di Makeup Alley, aku gak sengaja nemu review The Body Shop Grape Seed Hair Glossing Serum. Ternyata pas aku klik, wah ratingnya tinggi juga. Reviewnya pun bagus-bagus. Akhirnya aku penasaran buat nyoba, soalnya emang belum pernah nemu serum yang cocok. Hasilnya: cukup puas. Sayang, masih mengandung 1 jenis silikon: Dimethiconol. Tapi better lah ya, mengingat serum rambut kebanyakan telah dipenuhi dengan kandungan silikon yang lumayan banyak. 

    Cara Pakaiku?
    Aku biasanya pakai serum ini sebelum melakukan hair-drying, saat rambut setengah basah. Karena, sekarang aku cukup sering juga mengeringkan rambut dengan pengering, jadi butuh proteksi ekstra. Cukup 3-4 pump, kemudian oles di batang rambut. Aku gak berani oles-oles di area kulit kepala, mengingat produk ini masih mengandung silikon. Setelah rambut dikeringkan, hasilnya langsung kerasa!! Berasa kayak gak punya rambut saking entengnya, slewerr... :D Ada deh bedanya, pake sama gak pake. Dan yang penting, serum ini gak berat dan lengket dsb.

    Trus, apakah serum ini membuat rambut lebih glossy (sesuai dengan namanya)? Aku gak bisa lihat bedanya. Secara, tekstur rambutku ya gitu-gitu aja, gak kering, gak kusam, gak rusak, cukup sehat, tapi ya gak berkilat-kilat juga kayak di iklan shampo XD. Namun, serum ini memang lebih ditujukan untuk pemiliki dull & frizzy hair. Mungkin jenis rambut seperti itu bisa lebih terlihat efek glossynya.

    MASKER RAMBUT
    Masuk ke perawatan rambut terfavorit, yeyey!! Aku emang gak terlalu suka maskeran di muka, gak rutin aja, sesukanya lah. Tapi kalau masker rambut, pasti 2-4 minggu sekali rutin aku lakuin. Meskipun untuk beberapa orang hal ini sedikit merepotkan.

    Masker rambut itu  semacam deep conditioning, fungsinya menutrisi lebih intens. Sekaligus merelaksasi kulit kepala yang lelah (menurutku sih, haha). Aku bisa ngerasain bedanya, rambut yang rutin hair mask sama yang perawatannya minus hair mask. Kalau rambut di masker, lembutnya beda. Alussssss banget. Rasa-rasanya mau megangin rambut terus.

    Hair mask yang kupakai?
    Hmmm, pokoknya bukan hair mask yang bermerek. Sejauh ini lebih puas bikin sendiri!! Dulu sempet nyobain Pantene, Makarizo, Sunsilk, Dove, Good dll, banyak deh pokoknya. Meski yg bermerek lebih praktis, pengalamannya gak sepuas bikin sendiri. Kadang, hair mask yang kubeli ada yang membuat rambut tambah kusam, berminyak, lepek, gak seger, walaupun awalnya terasa lembut. Ini emang karena gak jodoh aja atau karena (lagi-lagi) efek buruk silikon di kulit kepalaku yang berminyak ini?

    Yup, kalau diperhatikan rata-rata hairmask mengandung deretan silikon. Ini mengherankan, tujuan hair mask itu kan memberi nutrisi lebih ke kulit kepala, kalau mengandung silikon bagaimana cara nutrisi itu masuk? Mungkin masuk, tapi pastinya tidak optimal. Tapi, hair mask bersilikon mungkin memberi benefit tersendiri bagi pemilik dry & frizzy hair.

    Kembali ke homemade hairmask. Ada beberapa resep yang ku pakai untuk masker rambut rumahan. Adapun campuran yang paling sering kupakai adalah:
    1. Pisang + susu + Madu
    2. Alpukat + Madu
    3. ANDALAN: Yoghurt + Madu (Efek mantab, bikinnya gampang). Aku nyebutnya masker YOHO (yoghurt-honey), hehe... Tapi gak semua orang cocok sama yoghurt lho... Ada beberapa yang malah timbul jerawat di kulitnya.
    CARANYA?


    DIY YOHO HAIRMASK untuk satu kali pemakaian
    DIY  | YOHO HAIRMASK (untuk satu kali pemakaian)
    1. Bahannya: Madu Murni dan Plain Yoghurt
    2. Campur 1 sdm Madu dan 3 sdm yoghurt (atau satu bungkus ukuran 100cc)
    3. Mix!! Dan siap digunakan,
    NEXT...
    • Keramas seperti biasa
    • Keringkan rambut dari sisa air dengan handuk
    • Oleskan homemade hair mask dari pangkal sampai ujung rambut. Sambil pijat-pijat
    • Biar hasilnya maksimal, tutup kepala pakai handuk hangat (jadi handuknya udah dicelup air hangat terus peras, atau handuk bersih yang disetrika panas). 
    • Biarkan 5 menit. 
    • Bilas. Boleh pakai shampo lembut atau shower hangat saja.

    Nah, selesai deh perawatan rambut rutinku. Akhir kata, Sebenarnya, aku kepengen deh nyoba minyak-minyakan untuk rambut. Ada yang pernah coba-coba perawatan rambut rutin dengan minyak belum? Sejauh ini yang pernah sukses itu perawatan dengan minyak kemiri, Mamaku yang bikin sendiri (Mamaku emang demen ngerawat rambut anak-anaknya). Dan emang bagusss hasilnya, rambut jadi iteeeemm banget padahal dulu pas SD aku demen banget panas-panasan di bawah matahari.

    Love, Momzhak

    Baca juga :

    About

    Website ini mengenai review tentang produk Kosmetik. "menjadi cantik tak perlu mahal, tapi harus pintar dalam mencantikan diri"