Cari Di sini !

Friday 26 December 2014

Beauty Talk | Kenali Jenis Kulitmu


Setiap orang dilahirkan dengan satu macam tipe kulit, bisa normal, kering, berminyak, atau kombinasi. Kadang tipe kulit tersebut bisa berubah jenis menjadi kulit sensitif. Masing-masing memiliki ciri yang berbeda dan membutuhkan perawatan yang tidak sama.

Tipe kulit manusia ditentukan oleh genetik, jadi tidak mungkin orang yang terlahir dengan kulit berminyak berusaha merubahnya menjadi tipe kulit yang normal.  Tidak ada yang bisa membuat jenis kulit kita berubah. Kalaupun ada semacam cara, itu hanya mengurangi dan tidak selamanya.


Walaupun jenis kulit adalah bawaan lahir, ada beberapa faktor yang menyebabkan perubahan sementara pada kulit kita, yaitu:
  • obat-obat (pil KB, obat jerawat, siklus haid,  dll)
  • hormonal (menstruasi, kehamilan, pubertas)
  • Skin care
  • kondisi kesehatan secara umum
  • Cuaca, iklim, sinar UV, polusi.
  • Stress
  • Lifestyle (rokok, diet,dll)

Dan kali ini aku akan share ciri-ciri dari berbagai macam tipe kulit kita, agar kita bisa merawat kita secara tepat.

Kulit Normal

Beruntunglah orang yang memiliki tipe kulit normal. Karena tipe kulit seperti ini jarang mengalami permasalahan, tidak memerlukan perawatan ekstra, dan bisa sesuka hati bereksperimen dengan aneka macam makeup ataupun menjajal banyak macam perawatan kulit tanpa takut gampang breakout (yah, namanya saja 'normal' :D)


Mereka yang berjenis kulit normal, biasanya memiliki ciri seperti ini:
  • Tidak atau jarang mengalami keluhan pada kulit wajah
  • Kulit tanpak mulus, warna kulit merata, vibrant, elastis, supple, ah pokoknya yang bagus-bagus semua.
  • Kelembaban kulit seimbang, tidak terlalu kering, tidak juga berminyak
  • Kondisi kulit tidak terlalu banyak berubah sepanjang hari
  • Makeup cenderung awet

Kulit Kering

Biasanya, kulit seperti ini dimiliki oleh mereka yang sudah memasuki fase penuaan. Mereka yang berkulit normal, seringkali membutuhkan pelembab ekstra saat memasuki aging karena kulitnya cenderung lebih kering. Tapi, yang terlahir dengan kulit berjenis kering juga banyak.



Ciri dari tipe kulit kering adalah:

  • Keluhan utama, kulit seperti terasa tertarik terutama setelah mencuci muka atau di ruangan ber-AC
  • Kulit wajah tampak kering, keriput, kusam dan terkadang tampak kelupas halus (flakies)
  • kelembaban kulit tidak seimbang, kulit tampak dehidrasi.
  • Makeup awet, namun bisa semakin menonjolkan kekurangan si kulit kering bila penggunaannya berlebihan atau tidak tepat

Kulit Berminyak

Aku punya tipe kulit semacam ini, dan... memang merepotkan. Meski begitu memiliki kulit berminyak itu banyak hikmahnya. Aku jadi lebih care terhadap diri sendiri (tadinya cuek), menjadi orang yang sangat bersyukur di saat kulitku sedang mulus (gak sombong kalau lagi punya kulit bagus ;p), menjadi orang yang lebih teliti dalam memilih, lebih banyak ingin tahu, latihan sabaaar kalau mulai jerawatan, terlatih untuk terus berpikir positif, dan banyak lagi.

Bukan mitos kalau yg berkulit berminyak cenderung tidak mudah menua, karena minyak yang melapisi kulit memang bisa menahan kelembaban di atasnya. Awalnya aku kira itu omong kosong, atau sekedar 'mau nyeneng-nyenengin' kita yang kulitnya minyakan. 

Walaupun tidak mudah kering dan menua, orang dengan kulit berminyak bisa juga mengalami kekeringan karena kurangnya hidrasi atau karena pemakaian obat/skincare. 



Kalau kalian punya kulit yang mudah berminyak, cirinya seperti ini:

  • Keluhan utama kulit mudah berminyak dan berjerawat
  • Kulit tampak kusam, kumal, lengket, atau pori-pori besar.
  • Kelembaban kulit biasanya tidak ada masalah, namun meski berminyak kulit tipe ini bisa kering dan dehidrasi juga.
  • Makeup mudah luntur. Namun dengan kemajuan teknik dan ragam produk make-up, rasanya ini bukan masalah lagi (paling jadi sering ngaca buat ngecek :p)


Kulit Kombinasi

Kulit kombinasi itu biasanya ada 2 macam: Ada kombinasi normal-dry dan normal-oily.

  • Kalau kombinasi kering, biasanya normal-berminyak di area T-Zone dan kering di area pipi. 
  • Sedangkan yang kombinasi berminyak, memiliki tipe kulit oily di area T dan normal di area pipi. 

Konon kulit kombinasi itu jarang. Dan biasanya, orang yang memiliki macam kulit seperti ini harus pintar-pintar dalam merawatnya, karena mereka bisa punya dua masalah yang berbeda penanganannya dalam satu muka.

Kulit Sensitif

Sebenarnya kulit sensitif bukan tipe kulit utama pada wajah, karena setiap macam jenis kulit bisa berubah ke arah kulit sensitif, tergantung kondisi dan beberapa pencetus, misalnya saat kehamilan, penggunaan obat-obatan, dll.

Ada banyak pendapat yang mengelompokkan kulit sensitif  ke dalam salau satu jenis kulit utama, tapi aku mengambil pendapat yang pertama tadi.



Ciri kulit sensitif yaitu:
  • Keluhan utamanya, kulit mudah terbakar sinar matahari dan sering tidak cocok dengan berbagai produk perawatan kulit. 
  • Kulit sering tampak memerah dan iritasi
  • Berhati-hati dalam memilih jenis make-up

Nah, itu saja. Kalau tipe kulitmu apa, ya?


Referensi:


Thursday 25 December 2014

Make Up | ZOYA Cosmetics Natural White Two Way Cake


Kalau ada yang suka beli kerudung dan baju muslim, pasti kenal merk ZOYA. 

Jauh sebelum marak merk designer hijab, merk Shafira (versi murahnyIW)n brand kosmetik sendiri, namanya ZOYA Cosmetics. Kabar bagusnya, produk ini sudah bersertifikat halal dari MUI, lho. Hmm, makin banyak deh pilihan kosmetik halalnya :D

Kemasan kosmetik keluaran Zoya pun lucu-lucu dan gak pasaran, beda sama kosmetik lokal lain yang kadang kemasannya suka sama -cuma beda warna-. TWC yang akan kureview kali ini pun punya casing yang bagus, tapi apakah penampakan luarnya sebaik kualitas dari produknya? 


DESKRISPSI PRODUK

ZOYA Cosetics Natural White Two Way Cake adalah bedak plus foundation yang tentunya sudah kita kenal dengan istilah two way cake (TWC).

Kalau dilihat dalam deskripsi produknya, bedak ini memiliki formula microcoated yg bisa menghasilkan tampilan makeup yang lebih natural dan tidak menggumpal.

Kemudian ada kandungan Grape Seed Oil sebagai anti oksidan. Sayangnya, grape seed oil untuk mereka yang cenderung berjerawat bisa menjadi ancaman, karena kalau ditilik dari comedogenicity ratings, grape seed oil termasuk salah satu yang paling berpeluang meimbulkan komedo dan bakal acne.

Sebagai syarat memasukkan kata 'natural white' dalam bedak ini, ada kandungan ekstrak Mulberry yang bermafaat sebagai pencerah wajah.

Terakhir, bagian terpenting (bagi aku) dalam sebuah bedak adalah UV filter.

Deskripsi Produk dan Kandungan

KEMASAN 

Dari awal mengenal Zoya Cosmetics, TWC ini lah yang paling mencuri perhatian diantara semua produknya, karena packagingnya bagus dan gak seringkih TWC halal merk tetangga (yang masih jadi favoritku sampai sekarang, btw)

Casingnya bundar berwarna putih dan tampak kokoh. Tidak seperti TWC lokal kebanyakan, saat casing-nya dibuka yang pertama kita lihat adalah wadah spons, barulah saat kita buka lid berikutnya tampak wadah bedaknya

Aku sulit mendeskripsikan seperti apa detilnya, yang jelas memang terlihat bagus. Jelas lah, karena sebelum ZOYA merambah kosmetik halal, ZOYA sudah lama dikenal di industri fashion.

Casing
Wadah Spons

Dibalik wadah spons, baru bedaknya.

 

SHADE

Pilihan warna yang ditawarkan ZOYA cosmetics TWC ini ada 3: Sand (paling gelap), Translucent dan Blossom (paling terang).

Nah, karena katanya shade Translucent itu paling bagus untuk orang berkulit kuning langsat, jadinya aku pilih ini. 



TEKSTUR

Tekstur dari TWC ini sangat lembut. Formula microcoated-nya menurutnya memang terbukti baik. Sama sekali tidak terasa berat di wajah.
        

COVERAGE

Shade yang aku pilih pada bedak ini sepertinya memiliki arti sesungguhnya. Iya, Translucent di sini betul-betul translusen alias nyaris transparan! 

Saat menggunakan TWC ini, hampir tidak ada bedanya dengan tidak menggunakan bedak. Mungkin, lebih mirip compact powder biasa dibandingkan two way cake.

Awalnya kukira shade Translucent nya lah yang memang bisa menyesuaikan dengan warna kulitku. Namun setelah kuperhatikan lagi, TWC ini memang tidak terlalu mengcover pori-pori, bahkan noda jerawat yang hampir pudar.

Tidak terlalu lazim bagi sebuah TWC memiliki coverage yang sheer seperti ini, mengingat yang membedakan TWC dengan compact powder biasa adalah daya tutupnya.


Hampir tidak ada bedanya.

OIL CONTROL

Saat kalian bertanya tentang oil control, tanyalah pada mereka yang kulitnya berminyak. Percuma tanya sama yang kulitnya normal, karena mereka akan selalu bilang 'bagus-bagus aja kok'. Hehe

Nah, untuk orang yang kulitnya berminyak sepertiku, pasti mencari produk makeup yang sebisa mungkin cocok. Dan oil control pada bedak ini... average lah. Pas pokoknya, yang penting tidak membuat wajahku berminyak lebih cepat. 

OXIDIZE?

Selain oil control, saat mencari produk complexion makeup, pasti aku mempertimbangkan kemungkinan mereka untuk teroksidasi, alias menjadi tampak gelap dari saat awal mula diaplikasikan.

Oksidasi kan sebenarnya proses alam akibat paparan udara. Yah, seperti apel yang dikupas trus jadi cokelat setelah beberapa lama terpapar oksigen.

Nah, kalau makeup bisa oxidize, itu kenapa ya??

Aku sendiri tidak terlalu paham. Tapi, ada yang bilang, oksidasi pada makeup terjadi karena kandungan mineral pada produk bereaksi dengan lemak/minyak yang ada dipermukaan kulit ataupun kandungan minyak yang ada pada base makeup misalnya pelembab, sunscreen.

Sayangnya, saat menggunakan bedak ini, beberapa lama kemudian wajahku terlihat lebih kusam alias menggelap. Dengan kata lain, bedak ini oxidize dengan suksesnya di kulitku.

Biasanya, oksidasi pada bedak dipengaruhi juga kan dengan base yang kita pakai. Dan base yang aku pakai sehari-hari hanya sunscreen. Aku belum coba base lainnya. Mungkin lain kali bisa dipakai sebagai finishing powder, mengingat tekstur bedak ini sangat ringan, jadi kayaknya gak akan cakey kalau digunakan untuk setting foundation cair.

RESUME

  • Plus: Halal certified, Nice packaging, tekstur ringan, oil control lumayan
  • Minus: daya tutupnya kurang bagus (sheer coverage), oxidize. 

Terakhir, karena mengandung grape seed oil, TWC ini tidak ku rekomendasikan untuk kulit berminyak karena punya comedogenicity rate yg tinggi. Tapi sepertinya itu tidak selalu berlaku untuk semua kulit berminyak, karena aku sendiri tidak memiliki masalah dengan grape seed oil :))

Tuesday 23 December 2014

Masalah Kulit Badan Yang Kering, Mandi Tanpa Sabun atau Pilih Sabun Natural??

qonitas - Salah satu jenis kosmetik yang paling ribet kucari adalah sabun mandi. Rasanya jauh lebih susah dibanding nyari suami idaman *maaf para Jones :p

Disaat kulit wajahku berminyak, di beberapa area kulit seperti kaki dan tangan malah cenderung kering. Dan keringnya gak cuma sekedar kering, tapi kering yang bikin gatal. Jadi, memilih sabun pun harus hati-hati, mengingat aku pun sedikit malas mengoleskan pelembab di badan.


Sampai Baba pernah bilang gini,"Yaudah, pakai batu kali aja kayak orang dulu. Tinggal digosok-gosok doang..."

Hehehehe...

Tapi sekilas memang pernah baca di sebuah forum online yg menyinggung masalah mandi tanpa sabun. Iya, mandinya cuma pakai air aja. Hmm, gimana rasanya tuh??

Masuk akal juga ya, karena pembersih badan itu memang cenderung bikin kulit kering (apalagi yang kulitnya emang kering kaya eke). Kenapa:
  • Kalau pakai sabun biasa (sabun yg dalam pembuatannya pakai lye/soda), biasanya pH nya alkali, bisa di atas 7, sedangkan kulit kita pHnya 4-5. Nha, pH yang alkali ini lah yg membuat kulit jadi kering, karena acid mantle pelindung kulitnya terkikis
  • Kalau pakai sabun yang pembusanya pakai detergen (biasanya ada kandungan sodium laury/laureth sulfate), bisa bikin kering juga karena bahan tadi sifatnya iritan. Tapi, kalau kalian kulitnya gak bermasalah dengan bahan di atas, ya gak apa-apa.

Setelah itu, aku baca-baca lagi mengenai ide tersebut. Ternyata banyak yang sukses dan ada juga yang gatot karena gak tahan sama bau badan atau kulit kasar dan kusam. Aku baca juga dari blog blogger luar yang bertahun-tahun mandi tanpa sabun dengan berbagai alasan, dari alasan kesehatan sampai lingkungan, dan mereka masih ngeksis aja tuh :p

Oke fix, aku harus coba no-soap!! Tapi kalau sampoan sih tetep (i cant imagine my oily scalp skipping out on shampoo! Mau jadi apa rambutku??).

Oiya, dan tanpa Batu Kali :D

Water-Only Washing

Water-only washing ini hanya saat mandi ya, karena kalau sehari-hari aku tetap sering mencuci tangan dengan sabun/cairan antiseptik mengingat aku breaktifitas di tempat rentan infeksi.

Mandi tanpa sabun bisa kubilang ide yang bagus, karena bisa menahan acid mantle pelindung pH alami kulit kita yang sering tersapu oleh alkali sabun ataupun bahan iritan macam sulfat.

Awalnya aku memang menikmati semua ini, sebelum aku ingat kalau aku memang punya bakat kulit berminyak, jadi gak semuanya kering. Jadinya, setelah sekian lama mandi tanpa sabun, pada beberapa area seboroik di badanku mulai berontak. Iya, akhirnya aku sukses berkomedo dan berjerawat di beberapa area tersebut terutama di punggung dan dada.

Sekedar info, area seboroik/seborrheic adalah area di tubuh kita yang memilik banyak kelenjar minyak (glandula sebesea). Area tersebut meliputi kulit kepala, wajah, dada, pungung dan sela paha. Kalau yang kulit wajahnya berminyak, biasanya area seboroiknya juga memproduksi minyak berlebih.

Kalau di luar area seboroik, kulit punya kelenjar minyak yang sedikit. Makanya gak pernah denger kan betis yang ditap-tap oil paper gara-gara banjir minyak? Atau tangan jerawatan? Kalau ada yang mikir bisul, itu beda lagi. Bisul mah folikulitis/furunkel, bukan acne, hehe.


Kembali ke mandi cuma pake air.

Kalau ada yang mikir sama seperti Baba, kok orang kita dulu kulitnya tetep bagus meski hanya mandi dengan batu gosok? Jawabannya: mungkin saja orang dulu yang kelenjar minyaknya sangat aktif juga jerawatan, bisa jadi malah lebih parah. Acne kan udah ada dari jaman nabi, bukan penyakit baru kaya flu babi.

Kalau ada yang mikir, kenapa orang-orang ada yang survive menjalani no soap washing tanpa keluhan? Jawabannya, tipe kulitnya apa dulu? Kalau tipenya normal, jarang mandi aja gak akan ada masalah, paling jadi kusam. Kalau tipenya kulit kering, malah bagus lho mandi gak pake sabun. Area kulitku yang kering malah jadi bagus kalau gak sabunan.

Gara-gara ini lah aku sampai mikir, yaudah, sabunin area yang gampang berminyak aja deh, yang lain enggak. Tapi dipikir-pikir gak lucu. Tanggung, malah tambah ribet, hehe.

Oiya, beberapa orang mengeluhkan bau badan saat mencoba teknik mandi seperti ini, namun aku sendiri tidak mengalami hal serupa, biasa aja. Seberkeringat apapun badanku jarang mengelurkan aroma menyengat, makanya jarang juga pakai deo atau semacam bedak-bedakan. Yang bikin sebel hanya jerawat itu saja.

Emang salahku juga sih karena cuma sekedar ngikut tips/tren, tapi gak menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Lagipula, kalau memang no soap ini bagus dan cocok untuk semua orang, arkeolog gak akan menemukan sabun purba yang usianya setua Piramida Giza.

Maka, berakhirlah ritual mandi tanpa sabun, dan jerawat badan pun jauh berkurang. 

SABUN HOMEMADE-NATURAL-ORGANIC-EVEN WITHOUT DANGEROUS CHEMICAL INGREDIENTS-BALABALA

Aku udah coba aneka macam sabun. Jelas, sabun mandi jebolan Unilever, Kao, dll sudah lama kutinggalkan. Sabun-sabun yang agak mahal yang dijual di drugstore, belum pernah ada yang kucoba karena rata-rata masih menggunakan surfaktan atau pembusa yang murmer semacam SLS/SLES.

Kalau ada yang pernah baca ceritaku tentang sabun mandi di blog lamaku, mungkin kalian ingat aku sejak lama pakai Pigeon baby wash, sabun cair tanpa sulfat yang gampang dibeli dimana-mana. Sejauh ini, itu yang paling cocok. Tapi, seiring berjalannya usia, pengen juga pakai sabun yang wanginya enak-enak, kemasannya lucu-lucu dan bukan sabun bayi.

Intinya, aku masih butuh pembersih saat mandi, tapi pembersih seperti apa? Idealnya ya bebas SLS/SLES, gak terlampau alkali, ada pelembab ekstra dan mudah dicari (tapi plis lah jangan Pigeon lagi).

Dan, aktifitas jajan berbagai merk sabun sempat dimulai lagi...

Pertama, aku pilih merek yang klaimnya natural, blabla (seperti subjudul diatas). Biasanya sabun dengan cap natural dan semacamnya memang hadir tanpa surfaktan yang bersifat iritan untuk kulit. 

Tapi, aku rasa sabun natural juga gak sepenuhnya bagus. Kenapa? Karena sabun natural itu sebenarnya sabun kovensional atau sabun biasa Sabun konvensional itu komposisi utamanya lemak dan cairan soda (lye), nah soda ini sifatnya alkali dan bisa bikin kulit kering. Jadi, kalau kita cocok-cocok aja sama sabun 'jaman sekarang' yg pembusanya pakai surfaktan/detergen, ya pakai aja.

Awalnya aku takut-takut pakai sabun homemade. Tapi lagi-lagi kekuatan review dan testimoni sukses bikin aku berani untuk coba-coba. Yah seenggaknya gak mengandung SLES/SLS yang bikin kering PLUS menyumbat pori-pori.

Merk sabun yang pertama kali aku gunakan adalah Green Mommy Shop (GMS). Jauh sebelum aku pakai sabunnya, aku memang suka beli minyak-minyakan semacam carier oil dan essential oil di GMS, soalnya relatif murah.

Klaim produk ini hampir 100% natural plus organik, walaupun aku sendiri sebenarnya belum terlalu menaruh hati dengan produk organik yang dibuat homemade di Indonesia. Bukannya gak percaya, Tapi di sini, kosmetik organik belum memiliki semacam badan pengawas resmi yg memberikan sertifikat organik. Kalau pun mau sertifikasi, ya harus dari luar misalnya macam USDA organic atau EcoCert. Jadi, alangkah baiknya bila ada badan/lembaga yang mengawasi proses produksi, agar konsumen lebih merasa tenang.

Balik ke GMS.

Sabun GMS yang aku pakai adalah Cacao Soap (motifnya lucu, deh) dan Vege Soap. Awal mula dipakai langsung terasa kesat. Beberapa kali mandi pakai sabun Cacao ini, kulit malah tambah kering, kemudian dicoba di muka kulit malah ngelupas. Yang Vege pun mirip dengan sabun biasa, gak terlalu ngeringin kayak cacao tapi kulit tetap busik setelahnya.

Aku memutuskan gak mau lagi nyoba sabun GMS lagi, lanjut beli minyak-minyaknya aja, hehe.Tapi, mungkin aku juga yang keliru milihnya, harusnya aku pilih Castile Soap yang ada olive oilnya. Atau bisa jadi karena ini sabun natural, yang kualitas setiap batch nya mungkin tidak selalu sama dengan batch sebelumnya.

Btw, membuat sabun natural itu memang gampang, tapi cukup tricky meski pas pembuatannya udah pakai 'soap calculator' (google it). Kalau gagal bikin, bisa-bisa kulit kita seperti mandi sabun cuci.

Dulu, aku pernah bikin sabun batangan sendiri. Tapi, karena kandungan fat/minyak yang aku tambahkan kurang dari yang seharusnya (karena takut gagal) maka ya sama saja... aku bak pakai sabun cuci piring. Keset! Tapi, kalau basa/soda yang kita tambahkan kurang, sabun cenderung lembek. Pernah bikin yg kedua kali, sukses juga akhirnya. Tapi mau bikin lagi males, hehe. 

Sempet skeptis kan sama sabun-sabun natural gitu. Tapi lagi-lagi gak kapokan. Akhirnya nyari-nyari lagi rekomendasi sabun natural yg bagus. 

Merek selanjutnya yg kupakai yaitu The Bath Box (TBB). Merk ini mengusung produk natural dan organic juga, tapi TBB punya kemasan yang lebih caem dari GMS (kesannya lebih meyakinkan, haha).

Pertama yang aku beli Milk Tea. Walau sabun batang, ini gak ngeringin, tapi pas awal bilas emang agak sedikit kesat. Setidaknya, pengalaman pakai TBB jauh lebih baik dari sabun batangannya GMS. Aku pakai ini sampai habis.

Sabun TBB Milk tea, selain preservatives free, dia mengandung susu kambing organik. (Btw, setahuku, hampir semua kambing itu organic ya gak sih? Kan makannya cuma dedaunan liar, gak dikasih suntik ini itu dan bukan hewan yang biasa dimodifikasi genetik/GMO? Beda sama sapi. Thats why, daging kurban jarang ada yang gemuk.)

Nah, susu kambing inilah yang membuat sabun ini lebih ramah untuk kulit meski dalam pembuatan sabun tetep pakai NaOH sebagai basa/soda. Kenapa? Konon, pH dari susu kambing itu relatif asam, mendekati pH alami kulit manusia, jadinya sabun tadi bisa dibilang pH nya balance.

Yah, someday, pengen nyoba sabun cairnya yang Goats Dont Lie, yang jadi best sellernya TBB itu. Mbeeekk... :3

FYI, sebenarnya produk cair yang gak pakai pengawet itu sungguh-sungguh riskan dengan kontaminasi. Nah, kalau pun ada produk cair yang non preservatif yang relatif lebih tahan lama, ya paling sabun cair atau shampo. Tapii... konsekuensinya sabun atau shampo tersebut harus punya kadar alkali yang relatif tinggi agar mikroorganisme ogah tumbuh, tapi kalau terlalu alkali ya kulit cepet kering. 

Makanya, buat produk-produk homemade yang tanpa pengawet macam ini, aku jarang beli yg ingredientsnya mencantumkan 'air'.

Kalau mau pilih produk homemade-natural/organic-no preservatives, aku sarankan beli yang anhydrous, yaitu yang gak ada kandungan airnya. Kenapa? Karena tanpa air = tidak ada kehidupan. Termasuk jasad renik.

Yg anhydrous tuh contohnya apa? Misalnya, aneka minyak,  lip balm, body balm, masker bubuk, scrub bubuk dan sabun batangan (karena kandungan airnya menguap. Ya, kecuali kalau udah kena air, cepat habiskan). Untuk body butter rata-rata anhydrous, kecuali merek Utama Spice (natural cosmetics yang aku suka dari dulu).

Kembali lagi ke sabun natural dkk.

Seneng deh nyoba-nyoba sabun gini, Tapi, yang bikin segan, aku harus beli secara online. Lebih suka lihat, beli dan langsung pakai. 

Akhirnya, aku coba-coba Original Source yg lebih mudah didapat. Yang natural memang hanya fragrancenya aja, dan dia masih pakai SLES sebagai pembusa. Akhirnya, nyoba yang botolan kecil dulu, takut gak cocok. Eh bener deh, kulit kering habis pakai Original Source dan terlalu lengket selepas dibilas, padahal merek ini merupakan produk animal cruelty free dan vegan friendly, ditambah wangi pepermint nya jos banget.

Sempet lihat merk Oleum yang non SLES/SLS plus dikasih aneka minyak-minyakan, tapi mengandung collagen. Semenjak addict sama halal cosmetics, jadinya agak hati-hati sama kandungan syubhat.

Masih agak takut coba sabun-sabun homemade merk lain. Tapi, aku mungkin bakal nyobain TBB yg Goats Dont Lie aja deh, apalagi itu sabun cair, kayaknya bakal cocok. Padahal, kita lagi kebanjiran homemade soapmaker lokal, lho. Misalnya Sensatia, Skin junkie, Bali Alus dll yang bikin laper mata mau coba-coba.

Okelah segitu saja.

Akhirnya, sekarang balik lagi ke Pigeon, kadang-kadang nerapin no-soap juga, terutama saat mandi pagi (kan kalau pagi-pagi badan masih bersih).

UPDATE: Akhirnya sekarang pakai Moayu Bath Gel (Halal certified + non SLS/SLES :) :) )

Thursday 11 December 2014

Tips Memutihkan Wajah Secara Alami

Tips Memutihkan Wajah Secara Alami. Perawatan dari luar dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan alami sebagai masker. Berikut ini bahan-bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai masker untuk mencerahkan wajah agar terlihat lebih putih dan sehat

  1. Kentang - Kentang mengandung vitamin C, B kompleks dan mineral yang dibutuhkan kulit wajah agar terlihat cerah. Cara penggunaannya adalah pilihlah kentang yang segar, kupas kulitnya kemudian dicuci hingga bersih. Potong menjadi beberapa bagian, selanjutnya dihaluskan. Kentang yang sudah halus dicampur dengan satu sendok teh madu, kemudian gunakan sebagai masker. Diamkan selama 15-20 menit kemudian bilas dengan air hingga bersih. Lakukan secara rutin, 2-3 kali dalam seminggu, dan wajah Anda akan terlihat lebih cerah, sehat, dan berseri.
  2. Paprika (merah/ hijau/ kuning) - Kandungan viamin C dalam paprika jauh lebih tinggi dari buah jeruk, vitamin C dibutuhkan untuk menjaga keremajaan kulit serta mencegah keriput dan kekeringan pada kulit. Selain vitamin C, kandungan vitamin A pada paprika berfungsi sebagai pencegah munculnya kanker pada kulit. Keutamaan yang dimiliki paprika dapat dimanfaatkan sebagai masker, cara penggunaanya paprika diblender sampai halus, kemudian gunakan sebagai masker, diamkan 15-20 menit, kemudian basuh dengan air hingga bersih. Lakukan perawatan masker paprika ini 2-3 kali dalam seminggu, maka kulit wajah akan lebih putih berseri.
  3. Pepaya - Sama seperti paprika, kandungan vitamin A, C, dan betakaroten tinggi pada pepaya dapat digunakan sebagai masker untuk mendapatkan wajah yang lebih putih, cerah dan sehat. Cara penggunaannya ambil beberapa sendok buah pepaya yang masak, kemudian oleskan pada wajah sebagai masker, diamkan selama 15-20 menit, kemudian bilas dengan air dingin. Melakukan perawatan dengan masker buah pepaya mampu meregenerasi sel kulit mati menjadi lebih putih, sehat, berseri.
  4. Beras - Beras dipercaya secara turun-menurun dapat digunakan sebagai bahan memutihkan kulit, kandungan vitamin E pada beras mampu mencegah kulit dari sengatan sinar matahari dan anti penuaan. Penggunaan beras sebagai masker dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini: rendam segenggam beras dengan air semalaman, kemudian tiriskan hingga kering, setelah benar-benar kering beras tersebut diblender hingga menjadi tepung. Ambil dua sendok makan tepung beras dicampur satu sendok teh madu, kemudian gunakan sebagai masker, tunggu hingga 15-20 menit kemudian bilas dengan air bersih. Perawatan rutin ini dapat dilakukan 2-3 kali dalam seminggu. Secara perlahan kulit Anda akan terlihat lebih cerah, sehat, dan berseri. Demikianlah beberapa tips untuk memutihkan wajah.

Baca Juga Cream Pemutih Wajah Herbal

Baca juga :

About

Website ini mengenai review tentang produk Kosmetik. "menjadi cantik tak perlu mahal, tapi harus pintar dalam mencantikan diri"