Cari Di sini !

Monday 22 June 2015

Have you forgotten about your feet?

Cantiknya Qonita - Sebelumnya, aku belum pernah mengalami  kulit telapak kulit yang kasar dan kering. Gak cuma sekedar kasar, tapi terlihat jelek.  Biasanya telapak kakiku baik-baik saja, no mata ikan, no pecah-pecah, dan gak bisa dipakai garuk, paling cuma kapalan ringan yang memang normal ada di telapak kaki.

Karena selau berpikir baik-baik saja, akhirnya telapak kaki gak pernah ku rawat sama sekali. Sampai akhirnya kulit telapak kakiku mulai terasa kasar tanpa sebab yang jelas. Bahkan sempat luka karena dicuwil-cuwil pakai jari tangan.

Orang-orang banyak yang bilang, kalau umur udah mulai tua, kaki emang kering dan kasar. Beda waktu kita pas masih anak-anak atau remaja, kulit telapak mulus sangat. Denger faktor U jadi penyebab telapak kaki kering, berasa ada ada yang nancep-nancep di dada. :d
perawatan kaki, perawatan kulit kaki
Awalnya kulit hanya menebal, lama kelamaan kulit yang menebal tadi mulai mati dan timbullah kulit telapak yang kasar.

Terus, kalau ada yang menyepelekan telapak kaki kasar, itu salah. Kenapa? Ini alasannya;
  • Callus atau kulit telapak kaki yang kasar dan menebal akan semakin kasar dan menebal, bahkan bisa menimbulkan mata ikan/Clavus (apalagi kalau pakai sepatu yg gak pas ukuran). Harus dirawat, gak bisa sembuh sendiri.
  • Kalau udah parah, bisa bikin kaki pecah-pecah (cracked) terutama pada bagian tumit.
  • Kaki yang kering, tebal, dan pecah, cenderung mudah luka (apalagi kalau jarinya iseng cuwil2). Kalau udah luka, rentan infeksi karena letak lukanya ada di telapak kaki yang cenderung kotor.
  • Apalagi kalau kebetulan udah punya penyakit gula darah tinggi atau diabetes melitus, luka di kaki akan sulit sembuh, malah bisa jadi ganggren (borok yang dalam). Orang DM wajib footcare!
Jadi, daripada makin parah nantinya, waktu kulit kaki masih kasar aku mulai merawat kaki sebaik-baiknya. Perawatan yang dilakukan simple saja, hanya krim dan penghalus kaki.

Heels Cream

Karena masalah di kakiku tidak terlalu parah, aku masih coba krim-krim yang dijual bebas. Memang sih, agak lama prosesnya, kalau mau cepet memang pakai semacam keratolitik atau pengelupas kulit seperti asam salisilat konsentrasi tinggi.

Yang pertama ku pakai butter biasa, dan gagal. Kedua pakai Viva Skin Food, gagal lagi. Ketiga, coba Kaana, gak terlalu ngefek. Terakhir pakai Pandansari, kulit lebih halus dan lunak.

Cara pakai;
  • Aku pakai sebelum beraktifitas. Karena sehari-hari biasa pakai kaus kaki, jadi gak terasa lengket. 
  • Aku pakai lagi sebelum tidur kemudia tutup kaus kaki lagi. 
  • Aku pakai juga setelah home pedicure seminggu sekali  (cuma rendam-gosok-keringkan-oles krim-tutup kaus kaki) 

OIYA ADA TIPS:

Kalau kulit kaki kalian sudah menebal sekali, lebih baik coba Erha Procallus Gel atau Callusol, karena mereka punya zat aktif yang bisa mengelupaskan keratin. Kalau Gehwol Callus Cream, aku kira gak akan terlalu berefek cepat kalau dilihat dari kandungannya (Avocado oil, sea buckthorn oil, urea, glycerin, algae extracts, Allantoin farnesol).

Oiya, kalau kaki kalian sudah cracked, alias sudah pecah-pecah, apalagi terasa nyeri, jangan coba-coba pakai yang bisa mengelupaskan kulit. Kulitnya dilembutkan dulu dengan cracked heels cream, misalnya Kaana yang paling populer, atau yang agak mahal Gehwol Salved for Cracked Skin.

ALAT PENGGOSOK (foot exfoliator tools)

Alat penggosok telapak kaki banyak macamnya. Aku tadinya gak ngerti fungsi penggosok yang beda-beda bentuknya itu kegunaannya untuk apa dan kapan dipakainya. Ada yang betuknya kayak pengkikir kuku, ada yang mirip nail buffer, ada yang mirip parutan (?), ada yang mirip spons, ada bentuk sikat, batu dan masih banyak lagi.

Mungkin kalau suka pedikur di salon, aku bisa kenal macam-macam instrumen itu, tapi karena alasan kesehatan aku gak pernah mau pedikur atau manikur di salon. Paling cuma ngeliatin orang aja, hehe.

Karena bingung dan SPG Tammia gak memberi informasi yang memuaskan. aku beli 3 macam sekaligus, mereknya ya Tammia juga.

Setelah baca-baca di internet, baru tahu masing-masing alat yang aku beli itu apa gunanya.

Foot razor / Callus Shaver

  • Iya, ini silet. Jadi, pakainya harus hati-hati. Tapi aku sering lihat di salon, kayaknya capsternya semangat banget pakai alat ini kalau lagi pedikurin kaki customer. Ngilu XD
  • Fungsinya untuk mengikis kulit kaki yang tebal dan mencuat. Biasanya di bawah jari jempol atau dimana saja..
  • Aku lebih suka pakai ini dalam kondisi kaki yang kering, lebih gampang aja. 
  • Cara pakai: Aku sulit menjelaskannya, aku rasa Wisegeek punya penjelasan yang lebih bagus: To begin, place the callus shaver at the top edge of the callus so that the edge of the blade is touching it. Applying light pressure — about as much force as you would use with a regular razor — slowly draw the callus tool across the surface of the callus. You should see a thin strip of dead skin emerging through the open area just beneath the blade as you draw the tool across the callus.
  • Alternatif kalau takut pakainya: bisa pakai Callusol, syaratnya kaki tidak dalam kondisi luka/ kulit terbuka

Foot file

  • Bisa dibilang, cara kerjanya seperti ampelas. Fungsinya untuk menghaluskan sisa-sisa kulit yang kasar. Iya, sisa. Kalau masih tebel banget, agak lama bisa kelihatan hasilnya. 
  • Lebih baik digunakan saat kaki dalam kondisi kering. 
  • Cara pakai: Aku pakai ini setelah kulit-kulit kasarnya sudah dikikis oleh foot razor. Pertama, gunakan sisi yang paling kasar dulu, kalau dirasa sudah lembut gunakan sisi yang lebih lembut. digunakan untuk menggosok bagian-bagian kaki yang mudah menebal, misalnya tumit, telapak di bawah jempol kaki dan kelingking, dll.
  • Foot file ini bisa dipakai untuk maintenance setelah kulit telapak kita sudah menghalus untuk mencegah penebalan kembali. Aku masih suka pakai ini sampai sekarang. 

Metal Foot File

  • Foot file yang terbuat dari semacam logam (yang bagus berbahan stainless steel).
  • Mirip parutan memang, ya fungsinya pun untuk 'memarut' sel-sel kulit mati yang menebal di kulit telapak kaki kita aka Callus.
  • Bagus dipakai dalam kondisi kulit yang  'basah', misalnya sambil mandi atau setelah merendam kaki pada proses pedikur.
  • Cara pakai: Gunakan bagian permukaan yang paling kasar dulu, setelah dirasa banyak sel kulit mati yang terangkat, pakai yang halus.
  • Alat alternatif: Bisa pakai stone pumice, semacam batu untuk gosok kaki yang juga bisa digunakan dalam kondisi kaki yang basah.
referensi:
http://www.wisegeek.com/how-do-i-use-a-callus-shaver.htm
http://www.buzzle.com/articles/13essential-tools-to-do-pedicure-at-home.html

Saturday 20 June 2015

Beauty Talks | Kolagen dalam Kosmetik Kita

Aassalamualaikum, Manteman... :D

Kolagen dalam kosmetik sudah lama kita kenal. Kolagen pun termasuk dalam jajaran bahan-bahan kosmetik yang harus diwaspadai kehalalannya. Kalau ditanya, apa fungsinya, pasti banyak yang jawab gini:

"Buat anti aging, yah?"

"Ngurangin keriput."

"Menyamarkan kerut halus"


Jawaban di atas kurang lebih menggambarkan kalau brainwash yang dilakukan oleh industri kecantikan memasarkan produk anti-aging sudah berhasil. Nah, lo.

Jadi, jawaban yang betul apa? Lalu kolagen seperti apa yang halal digunakan untuk seoarang Muslim? Ikutin deh obrolan di bawah ini. Oke ^^

KOLAGEN
Sebelum ngomongin kolagen dalam kosmetik, kita harus tahu dulu gimana sih rupa kolagen yang ada di dalam tubuh manusia.

Kolagen adalah semacam protein yang ada di dalam tubuh manusia yang fungsinya menyokong jaringan ikat dan tulang.

Saat kita mulai menua, kolagen mulai menurun produksinya, selain itu elastisitas dari kolagenpun mulai menurun. Maka dari itu, saat memasuki usia aging, ada gurat yang lambat kembali saat wajah kita marah atau tersenyum. Lama-kelamaan gurat tersebut akan semakin dalam dan menetap seiring bertambah tuanya usia kita. Tidak hanya pada kulit, kolagen di seluruh tubuh pun mengalami hal yang sama.

KOLAGEN DALAM KOSMETIK
Di skincare dan beberapa produk makeup wajah, sering kita temukan kolagen dalam daftar bahan-bahan. Sebutannya bisa bermacam-macam seperti:
  1. Hydrillized Collagen
  2. Phyto Collagen
  3. Collagen
  4. Asam Amino, bla...
  5. Peptide, bla... 
Sumbernya bisa berasal dari protein kolagen sapi, babi, ikan dan tumbuhan.

Biasanya produsen yang memasukan bahan kolagen, akan memberi penekanan pada istilah 'aging', wrinkle, fine lines, dan istilah penuaan lain yang membuat banyak wanita yang sudah merasa dirinya kisut berlomba membeli krim berkolagen tadi.

Padahal kalau kita baca lagi bagaimana karakteristik kolagen, sebenarnya molekul kolagen tidak akan mampu menembus kulit sampai ke dermis. Molekul kolagen itu besar lho, jadi bagaimana bisa berfungsi sebagai penambah jumlah kolagen kulit, kalau kolagennya sendiri tidak bisa masuk?


Jadi, kolagen yang ada di kosmetik kita itu gak ada fungsinya dong?

Kolagen dalam krim kita gak akan mubazir kok keberadaannya. Karena, fungsi utama kolagen yang dioles di atas kulit adalah menjaga kelembaban.

Udah? Terus?

Iya, udah segitu saja. Kalau di kemasannya dikatakan bisa menambah jumlah atau memperbaiki struktur kolagen, jangan dipercaya. Kalau dikatakan untuk menahan hidrasi, baru tepat, apalagi kulit-kulit yang menua memang cenderung kering dan butuh hidrasi lebih lama. Jadi, kolagen dalam krim antiaging tetap ada 'manfaat'nya.

Kalau kollagennya dimakan aja, gimana?

Kolagen yang berbentuk suplemen makanan, bisa berasal dari hewan yang sudah disebutkan tadi. Untuk kolagen ikan, konon lebih mudah dicerna dan diserap tubuh ketimbang suplemen kolagen yang berasal dari babi dan sapi.

Sayangnya, belum ada bukti-bukti ilmiah yang mendukung kalau suplemen kolagen bisa mengimprovisasi kulit yang sudah mengendur. Kalaupun ada efeknya, tetap saja akan ada kolagen yang terdegradasi oleh sistem pencernaan kita.

Daripada membuang waktu mengoles krim berkolagen, alih-alih ingin mengurangi kerutan, lebih baik lakukan hal-hal yang dapat menstimulasi pertumbuhan jaringan kolagen itu sendiri, seperti:
Konsumsi tinggi vitamin C
Melakukan dermal filler

Kalau belum berkerut-kerut, lebih baik cegah penuaan dini dengan:
Asupan vitamin C teratur
Perlindungan sinar matahari. Selain bisa mencetuskan sun-spot, radiasi UV bisa merusak struktur kolagen juga, lho... Ujung-ujungnya bisa timbul photoaging.
Mengencangkan otot-otot sekitar wajah


HALAL COLLAGEN
Pakai kosmetik berkolagen? Boleh aja. Tapi, untuk kita yang Muslim, kolagen dalam kosmetik masuk sebagai salah satu bahan kosmetik 'syubhat' alias meragukan, jadi harus hati-hati dalam memilihnya.

Seperti yang sudah dijelaskan, kolagen dalam kosmetik bisa didapatkan dari hewan dan tumbuhan. Statusnya akan menjadi haram bila kolagen tersebut berasal dari babi, sapi-domba yang tidak sesuai syariat penyembelihannya (non-zabiha). Kalau berasal dari tumbuhan, ikan dan sapi yang zabiha, tentunya halal digunakan.

Lebih amannya, selalu pakai kosmetik berkolagen yang sudah mendapat sertifikasi halal. Minimal, kita pilih kosmetik yang ramah hewan sebagai alternatifnya bila yang berlabel halal tidak kita temui. 

Apalagi kolagen dalam bentuk suplemen, harus lebih berhati-hati lagi. Suplemen kolagen ada kok yang sudah mendapat sertifikasi halal, misalnya Kinohimitsu Drink. Ada yang udah coba? Aku belum pernah sih, tapi jadi pengen nyoba, deh #ngaca #hitungkerutan


REFERENSI
http://www.medicalnewstoday.com/articles/262881.php
http://www.medicalnewstoday.com/releases/63442.php
http://www.ama-assn.org/
http://health.howstuffworks.com/skin-care/beauty/anti-aging/eating-collagen1.htm

Monday 15 June 2015

Klinik Kecantikan Yang Sudah Bersertifikat Halal | Halal Info

Hai sahabat Cantinya Qonita, hari ini masih seputar klinik kecantikan buat kita-kita yang kulitnya bermasalah. Tapi ini bukan lanjutan tulisanku kemarin yang gak jelas itu, hehe. Karena kali ini aku mau share klinik kecantikan yang sudah bersertifikasi halal! Hmm, btw udah agak lama ya Momzhak gak nulis halal info (nulis sih nulis, tapi numpuk di draft, hehe).

Nah, apa aja sih klinik kecantikan atau klinik estetika yang sudah bersertifikat halal dari MUI?  Yuk simak tulisan singkatku kali ini. 

Klinik Kecantikan

LONDON BEAUTY CENTER

LONDON BEAUTY CENTER

Klinik kecantikan ini biasa kita kenal dengan LBC. Sudah cukup lama mendapat sertifikat halal resmi dari LPPOM Pusat, sekitar tahun 2013.

NATASHA SKIN CARE

Hmm, klinik kecantikan halal ini sih semua pasti udah banyak yang tahu, cabangnya juga banyak, bahkan sampai ada cabang yang dibuka di dalam mall.

Setelah Erha, Natasha lah yang paling sering aku dengar testimoninya dari obrolan teman-teman yang suka merawat kulitnya di klinik estetika, karena pelayanannya memang sangat lengkap. Kalau aku sendiri memang memilih pakai produk-produk perawatan kulit yang ada di pasaran, karena lebih murah dan hasilnya sudah membuatku cukup puas.


Tapi, diem-diem tertarik juga sih sama botox, filler ataupun metode threadlift yang lagi ngehits itu, hehe. Mungkin kalau sebelum umur 35 udah ada wrinkle dkk baru deh rencana ke arah perawatan yang lebih ekstrim. Sekarang duitnya ditabung dulu, hihi.

NAAVA GREEN

Konsep klinik kecantikan ini beda dari yang lain, yaitu menyatukan konsep perawatan alami dengan teknologi estetika masa kini, mirip klinik Larissa Skin Care. Bedanya, Naava sudah bersertifikat halal dan lebih murah (menurut orang yang sudah pernah pakai keduanya). Sayangnya, Naava Green belum ada di Jakarta, padahal klinik ini termasuk murah diantara klinik estetika lainnya. 

Kalau mau baca Naava Green review (non-sponsor) dari blogger, saya rekomendasikan baca di blognya Kak Erny di Erny's Journal tapi jangan lupa bacar artikel ini Info Kosmetik Halal 2015

__________

Nah, itulah ketiga klinik kecantikan yang sudah bersertifikat halal. Kalau ada kawan-kawan yang tahu klinik lain yang sudah ber-SH, bisa sumbang komentarnya di bawah, ya.

Tulisanku kali ini mungkin gak terlalu panjang, soalnya emang lagi kepengen belajar cara nulis yang singkat tapi padat. Biasanya kalau udah keenakan nulis, rasanya jari susah banget buat di-rem. Pas lagi ngedit tulisan pun, seringkali ada banyak tulisan yang aku cut karena terlalu bertele-tele menurutku. Aku harap tulisanku bisa bermafaat buat orang lain, sekaligus bisa improve kemampuan menulisku juga. :)

Saturday 13 June 2015

Review Viva Skin Food, Krim Multimanfaat | Skincare Review

I love halal cosmetics selain banyak yang berasal dari produk Indonesia, harganya juga murah tapi gak murahan. Meski begitu, aku sempat gak percaya sama kosmetik yang harganya kelewat murah, seperti merk Viva Cosmetics. 

Review Viva Skin Food

Kita semua pasti tahu Viva Cosmetics, merk kosmetik buatan Indonesia yg udah jadi pemain lama di pasar kosmetik. Harganya jangan tanya, murah banget, bahkan ada produknya yang bernama Bedak Zak (Refill) yang dibandrol cuma seharga 1000 perak!

Seingatku, belum pernah membeli sendiri produk Viva Cosmetics, pernah sesekali coba beberapa produknya tapi itupun punya kawan/saudara. Sampai akhirnya aku coba hand & nail cream-nya Viva (review click di sini), dan gak percaya kualitasnya bagus meski harganya gak sampai 10ribu. Dari situ aku mulai percaya kalau produk murah, belum tentu kualitasnya murahan. Walaupun untuk urusan packaging belum bisa dibilang juara :)

Dan kali ini aku mau review sebuah multipurpose cream dari Viva. Gimana enggak multifungsi, ini bisa dipakai dari wajah sampai ujung kaki, lho! 


Deskripsi Produk

  • Nama: Viva Skin Food Cream
  • Produksi: PT. Vitapharm
  • Harga: IDR 7,5k
  • Isi: Nett 22 gr
  • No. POM: NA 18130100880
  • Bisa dibeli di: dari retail kecil seperti warung sampai hipermarket! :) 
Cream yang memberikan nutrisi dan kelembaban kulit secara mendalam serta menjaga vitalitas kulit. Mengandung Vitamin A yang berperan dalam regenerasi sel kulit, Vitamin E sebagai Anti Oksidan dan menjaga elastisitas kulit, Vitamin F dan Cholesterin untuk mencegah kekeringan kulit. Pemakaian secara rutin membuat kulit tampak sehat dan lembut terawat.

Cara pakai: Oleskan Viva Skin Food Cream secara merata pada kulit wajah, dan seluruh badan terutama bagian kulit yang kering dan kasar seperti tangan, siku, lutut dan tumit. Untuk hasil maksimal gunakan setiap hari sesudah mandi dan sebelum tidur.

Komposisi: aqua, mineral oil, petrolatum, glyceryl stearate SE, stearic acid, glycerin, cetearyl alcohol, ceteareth-33, beeswax, cetyl alcohol, cholesterol, perfume, methylparaben, glyceryl linoleate & glyceryl linolenate, propylparaben, BHT, tocopheryl acetate, retynyl palmitate.
Viva skin food dikemas dalam bentuk jar plastik kecil, cocok untuk kosmetik berbentuk cream. Banyak orang yang menganggap bentuk jar seperti ini kurang higienis, tapi menurutku gak masalah karena produk ini mengandung pengawet untuk mencegah kontaminasi bakteri berlebih.

Konsistensinya cukup tebal, aku rasa kurang direkomendasikan untuk mereka yang memiliki jenis kulit berminyak.

Kalau dari deksripsi produk di atas, Viva Skin Food ini mengandung Vitamin F, tapi sebenarnya istilah Vitamin F sudah terlalu out of date, karena sekarang Vitamin F lebih dikenal dengan sebutan asam lemak essensial (essential fatty acid/EFA. EFA merupakan asam lemak yang terdiri dari omega 3 (linoleic acid) dan omega 6 (linolenat acid). Di ingredients, EFA pada produk ini tertulis dengan nama glyceryl linoleate & glyceryl linolenate.

Selain EFA, krim ini juga mengandung Vitamin E sebagai anti oksidan dan Vitamin A (retinyl palmitate) untuk regenerasi sel kulit, walaupun masih banyak perdebatan apakah retinyl palmitate boleh digunakan di siang hari, mengingat keluarga Vitamin A rata-rata memiliki sifat fotosensitif.

Untuk melembabkan kulit, Viva skinfood mengandung mineral oil, petrolatum, cholesterol, dan glyserin. Wow mineral oil! Mungkin diantara kalian ada yang membenci  bahan yang satu ini, entah itu karena pernah membuat kulit kalian breakout atau sekedar termakan propaganda semata mengenai mineral oil. Tapi aku rasa kurang tepat menjadikan mineral oil nilai minus untuk Viva Skin Food, mengingat harga krim ini hanya 7000 perak saja (kalau mahal, ya minyaknya mungkin VCO atau EVOO hehe).

HALAL CERTIFIED?
Yup. Walaupun, di tulisanku mengenai Info Kosmetik Halal 2015 [CLICK], produk Viva Cosmetics sepertinya belum memperpanjang sertifikat halalnya, tapi di produk ini masih tertera label halal. 

KESAN MENGGUNAKAN VIVA SKIN FOOD

Awalnya aku menggunakan ini untuk tumit kakiku yang kering. Setelah terbukti bisa menghaluskan kembali kaki yang kering, akhirnya suka kugunakan untuk lutut dan sikut. Kalau untuk handcream, aku rasa ini terlalu lengket. Karena hand cream yang ideal menurutku, selain bisa melembabkan, teksturnya juga ringan.

Beberapa orang suka menggunakan ini di wajah dan kulit sekitar mata. Untuk yang wajahnya kering-normal, Viva Skin Food bisa memberikan hasil yang bagus. Tapi tentunya tidak direkomendasikan untuk kalian yang wajahnya berminyak dan mudah berjerawat sepertiku.

Yang Kusuka
Mampu melembabkan tumit, siku dan lutut yg kering. 
Sangat murah! 
Halal certified
Made in Indonesia!! ♥♥♥

Yang Kurang Disuka
Aromanya agak aneh. Sebenarnya aroma Viva Skin Food itu subtle, gak terlalu menyengat, tapi agak terendus aneh di hidungku. Yah, ini sebenarnya cuma masalah selera. 
Kalau urusan packaging berbentuk wadah yg fragile semacam ini atau karena mengandung mineral oil, itu gak masalah buat saya asal gak dioles di wajah karena terlalu lengket. Kalau gak mau pakai mineral oil, jom beli krim yg mahalan, hehe. Kalau ada krim mahal tapi masih mengandung mineral oil, itu baru sangat amat disayangkan (mahal, kok pake bahan murah? :)). 

Repurchase? Pada suatu hari, aku bisa saja membeli ini lagi. Atau mencari multipurpose cream merk lainnya. 

Nah, itu pengalamanku menggunakan Viva Skin Food. Kalau kamu? :)
lihat juga Info Kosmetik Halal ya...

Baca juga :

About

Website ini mengenai review tentang produk Kosmetik. "menjadi cantik tak perlu mahal, tapi harus pintar dalam mencantikan diri"