Cari Di sini !

Saturday 20 June 2015

Beauty Talks | Kolagen dalam Kosmetik Kita

Aassalamualaikum, Manteman... :D

Kolagen dalam kosmetik sudah lama kita kenal. Kolagen pun termasuk dalam jajaran bahan-bahan kosmetik yang harus diwaspadai kehalalannya. Kalau ditanya, apa fungsinya, pasti banyak yang jawab gini:

"Buat anti aging, yah?"

"Ngurangin keriput."

"Menyamarkan kerut halus"


Jawaban di atas kurang lebih menggambarkan kalau brainwash yang dilakukan oleh industri kecantikan memasarkan produk anti-aging sudah berhasil. Nah, lo.

Jadi, jawaban yang betul apa? Lalu kolagen seperti apa yang halal digunakan untuk seoarang Muslim? Ikutin deh obrolan di bawah ini. Oke ^^

KOLAGEN
Sebelum ngomongin kolagen dalam kosmetik, kita harus tahu dulu gimana sih rupa kolagen yang ada di dalam tubuh manusia.

Kolagen adalah semacam protein yang ada di dalam tubuh manusia yang fungsinya menyokong jaringan ikat dan tulang.

Saat kita mulai menua, kolagen mulai menurun produksinya, selain itu elastisitas dari kolagenpun mulai menurun. Maka dari itu, saat memasuki usia aging, ada gurat yang lambat kembali saat wajah kita marah atau tersenyum. Lama-kelamaan gurat tersebut akan semakin dalam dan menetap seiring bertambah tuanya usia kita. Tidak hanya pada kulit, kolagen di seluruh tubuh pun mengalami hal yang sama.

KOLAGEN DALAM KOSMETIK
Di skincare dan beberapa produk makeup wajah, sering kita temukan kolagen dalam daftar bahan-bahan. Sebutannya bisa bermacam-macam seperti:
  1. Hydrillized Collagen
  2. Phyto Collagen
  3. Collagen
  4. Asam Amino, bla...
  5. Peptide, bla... 
Sumbernya bisa berasal dari protein kolagen sapi, babi, ikan dan tumbuhan.

Biasanya produsen yang memasukan bahan kolagen, akan memberi penekanan pada istilah 'aging', wrinkle, fine lines, dan istilah penuaan lain yang membuat banyak wanita yang sudah merasa dirinya kisut berlomba membeli krim berkolagen tadi.

Padahal kalau kita baca lagi bagaimana karakteristik kolagen, sebenarnya molekul kolagen tidak akan mampu menembus kulit sampai ke dermis. Molekul kolagen itu besar lho, jadi bagaimana bisa berfungsi sebagai penambah jumlah kolagen kulit, kalau kolagennya sendiri tidak bisa masuk?


Jadi, kolagen yang ada di kosmetik kita itu gak ada fungsinya dong?

Kolagen dalam krim kita gak akan mubazir kok keberadaannya. Karena, fungsi utama kolagen yang dioles di atas kulit adalah menjaga kelembaban.

Udah? Terus?

Iya, udah segitu saja. Kalau di kemasannya dikatakan bisa menambah jumlah atau memperbaiki struktur kolagen, jangan dipercaya. Kalau dikatakan untuk menahan hidrasi, baru tepat, apalagi kulit-kulit yang menua memang cenderung kering dan butuh hidrasi lebih lama. Jadi, kolagen dalam krim antiaging tetap ada 'manfaat'nya.

Kalau kollagennya dimakan aja, gimana?

Kolagen yang berbentuk suplemen makanan, bisa berasal dari hewan yang sudah disebutkan tadi. Untuk kolagen ikan, konon lebih mudah dicerna dan diserap tubuh ketimbang suplemen kolagen yang berasal dari babi dan sapi.

Sayangnya, belum ada bukti-bukti ilmiah yang mendukung kalau suplemen kolagen bisa mengimprovisasi kulit yang sudah mengendur. Kalaupun ada efeknya, tetap saja akan ada kolagen yang terdegradasi oleh sistem pencernaan kita.

Daripada membuang waktu mengoles krim berkolagen, alih-alih ingin mengurangi kerutan, lebih baik lakukan hal-hal yang dapat menstimulasi pertumbuhan jaringan kolagen itu sendiri, seperti:
Konsumsi tinggi vitamin C
Melakukan dermal filler

Kalau belum berkerut-kerut, lebih baik cegah penuaan dini dengan:
Asupan vitamin C teratur
Perlindungan sinar matahari. Selain bisa mencetuskan sun-spot, radiasi UV bisa merusak struktur kolagen juga, lho... Ujung-ujungnya bisa timbul photoaging.
Mengencangkan otot-otot sekitar wajah


HALAL COLLAGEN
Pakai kosmetik berkolagen? Boleh aja. Tapi, untuk kita yang Muslim, kolagen dalam kosmetik masuk sebagai salah satu bahan kosmetik 'syubhat' alias meragukan, jadi harus hati-hati dalam memilihnya.

Seperti yang sudah dijelaskan, kolagen dalam kosmetik bisa didapatkan dari hewan dan tumbuhan. Statusnya akan menjadi haram bila kolagen tersebut berasal dari babi, sapi-domba yang tidak sesuai syariat penyembelihannya (non-zabiha). Kalau berasal dari tumbuhan, ikan dan sapi yang zabiha, tentunya halal digunakan.

Lebih amannya, selalu pakai kosmetik berkolagen yang sudah mendapat sertifikasi halal. Minimal, kita pilih kosmetik yang ramah hewan sebagai alternatifnya bila yang berlabel halal tidak kita temui. 

Apalagi kolagen dalam bentuk suplemen, harus lebih berhati-hati lagi. Suplemen kolagen ada kok yang sudah mendapat sertifikasi halal, misalnya Kinohimitsu Drink. Ada yang udah coba? Aku belum pernah sih, tapi jadi pengen nyoba, deh #ngaca #hitungkerutan


REFERENSI
http://www.medicalnewstoday.com/articles/262881.php
http://www.medicalnewstoday.com/releases/63442.php
http://www.ama-assn.org/
http://health.howstuffworks.com/skin-care/beauty/anti-aging/eating-collagen1.htm

No comments:

Post a Comment

Baca juga :

About

Website ini mengenai review tentang produk Kosmetik. "menjadi cantik tak perlu mahal, tapi harus pintar dalam mencantikan diri"